MALANGPOSCOMEDIA – Dokter spesialis anak lulusan Universitas Indonesia dr. Dimple Nagrani, Sp.A menyarankan orang tua yang ingin menggunakan bedak untuk menyerap kelembapan atau keringat berlebih pada bayi sebaiknya mengaplikasikan bedak tidak berdekatan dengan hidung.
“Jadi biasanya itu kita gunakan hanya di tempat-tempat yang benar-benar berkeringat. Kita sudah tidak menyarankan untuk penggunaan di wajah, bagian leher, di bagian dada karena terlalu dekat dengan hidung,” kata Dimple dalam sesi diskusi di Jakarta, Kamis.
Dimple menegaskan bahwa bayi belum memiliki bulu hidung sehingga belum memiliki filter untuk menyaring partikel asing termasuk partikel kecil pada bedak tabur yang bisa saja menyebabkan iritasi dan gangguan pernapasan di paru-paru.
“Bayi baru lahir mereka tidak punya bulu hidung. Jadi karena mereka tidak punya bulu hidung, itu bedak powder yang loose powder kerap masuk ke dalam hidung dan masuk ke paru-paru di dalam. Jadi sering kali menyebabkan iritasi,” katanya.
Sebagaimana diketahui, beberapa orang tua masih menggunakan bedak tabur untuk bayi di sekitar wajah bayi.
Selain untuk memberikan kesan agar bayi terlihat sudah mandi, bedak tabur juga dianggap mampu menghaluskan kulit bayi dan mencegah biang keringat pada area tertentu.
Sebelumnya, Dokter spesialis anak konsultan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), Attila menyatakan bedak tabur yang seringkali diberikan oleh orang tua usai memandikan bayi dapat berpotensi menyebabkan bayi yang baru lahir kesulitan bernapas.
Menanggapi masih adanya orang tua yang memberikan bedak tabur pada bayi baru lahir, Attila menekankan bahwa bedak tabur memiliki berbentuk seperti serbuk-serbuk kecil yang mudah beterbangan di udara.
Dikarenakan bentuknya yang kecil dan sulit untuk dilihat oleh mata, bedak dapat dengan mudah menyebar dan masuk ke dalam saluran pernapasan bayi baik ketika sedang menangis maupun membuka mulutnya. (ntr/mpm)