MALANG POSCO MEDIA – Makin dirazia, balap liar ternyata makin liar. Setelah sebelumnya 105 motor diamankan pada, Minggu (16/3) dinihari lalu, polisi kembali berhasil mengamankan 110 motor dalam aksi balap liar pada, Sabtu (22/3) dinihari. Patroli Blue Light Polresta Malang Kota yang dimulai sejak pukul 01.00 WIB itu menyasar dua lokasi utama, yaitu Simpang Tiga Jalan Ciliwung dan Jalan Letjen S Parman, serta sepanjang Jalan Jaksa Agung Suprapto.
Kendaraan yang disita dan diamankan polisi itu bakal diamankan sampai lebaran atau lebih lama. Namun itu tak membuat pelaku jera. Aksi balap liar masih berulang di lokasi yang sama. Kendaraan disita tak membuat para pelaku kehabisan motor yang dibuat balap liar. Kalau kejadian ini berulang terus menerus, maka razia dan disitanya motor tak membuat balap liar terhenti.
Maka ke depan memang harus ada formula hukum yang lebih berat. Tujuannya memberi efek jera bagi pelaku balap liar dan para penonton yang terlibat dalam aksi balap liar itu. Dan yang harus ditelisik, adakah unsur kejahatan lain dalam aksi balap liar, yang bukan hanya meresahkan tapi juga mengancam keselamatan pelaku dan pengendara lainnya.
Rasanya tak mungkin kalau mereka hanya hobi adu balap. Cuma ngetes mesin motor yang paling cepat. Pasti ada tujuan terselubung di balik aksi balap liar itu. Siapa tahu ada unsur perjudian, bahkan siapa tahu ada bandarnya. Karena dirazia model apapun, aksi balap liar nyatanya masih ada. Motor disita, para pelaku dengan mudah pakai motor yang lain untuk menjalankan aksinya.
Dan yang paling tampak menantang: para pelaku ini selalu menggunakan tempat yang sama. Dimana polisi juga aktif melakukan patroli dan razia. Seperti tak ada takut-takutnya sama sekali ketika dirazia dan diamankan. Paling cepat-cepat kabur, minggu depannya sudah kembali dengan aksi yang sama. Rapi sekali aksinya.
Maka tugas polisi untuk makin tegas dalam memberikan hukuman yang membikin jera. Dan lebih dalam mengusut, jangan-jangan ada bau perjudian di arena balap liar yang digelar setiap akhir pekan itu. Kalau memang benar ada, maka polisi harus memberantas semuanya. Termasuk bandarnya.(*)
