spot_img
Monday, April 29, 2024
spot_img

Jangan Sepelekan, Uap  Vape Berbahaya pada Orang Sekitar yang Terhirup

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Tanpa  kita disadari, uap yang dihasilkan oleh vape atau rokok elektrik juga berbahaya bagi orang di sekitar jika terhirup. Demikian ditegaskan Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr dr Agus Dwi Susanto  di Jakarta, hari Kamis ini.

Hal tersebut dikemukakannya dalam merespons adanya unggahan video yang viral di media sosial TikTok, yang menceritakan tentang seorang pengguna vape rutin yang kini menjadi pasien radang paru atau pneumonia.”Sama berbahayanya. Jadi, uap vape maupun asap rokok konvensional sama-sama berbahaya untuk kesehatan,” tegasnya.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) itu mengatakan bahaya yang ditimbulkan oleh asap vape berasal dari kandungan nikotin, zat karsinogen (pemicu kanker), dan partikel halus (particulate matter/PM) yang terdapat pada uap yang dihasilkan oleh vape.”Jadi kalau menggunakan vape setiap hari, ataupun menghirup uapnya juga berisiko sama. Riset luar negeri, WHO mengatakan orang-orang yang ada di sekitar pengguna vape juga menghirup bahan berhahaya di vape itu,” ujarnya.

Agus menyebutkan dirinya pernah menemukan berbagai kasus penyakit pernapasan seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta risiko infeksi paru seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan radang paru atau pneumonia yang diakibatkan oleh vape setidaknya setahun sekali.

Meski demikian, sampai saat ini belum terdapat laporan resmi berapa jumlah penyakit kronis yang diakibatkan oleh vape di Indonesia.

Namun Agus meyakini di antara sekitar 1.500 Dokter Spesialis Paru di Indonesia, setidaknya seribu di antaranya pernah menemukan kasus yang sama, yang diakibatkan oleh vape.

Salah satu faktornya, kata dia, adalah waktu yang diperlukan untuk dapat mengetahuinya secara rinci, di mana penyakit kronis pada rokok konvensional baru dapat dideteksi setelah 20 tahun pemakaian.

Sedangkan, vape baru marak digunakan pada sepuluh tahun terakhir ini.”Suatu saat, mungkin sekitar 20 tahun lagi jangan-jangan ada ledakan penyakit kronik karena vape, itu bisa saja terjadi,” ungkapnya. (ntr/nug)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img