MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Korban tragedi Kanjuruhan Muhammad Iqbal Maulana, 17, menjadi salah satu saksi hidup kelamnya peristiwa 1 Oktober lalu. Dirinya mengaku bersyukur karena bisa selamat dari tragedi maut yang menelan banyak korban jiwa tersebut.
Pemuda yang tinggal di Jalan Sadewo Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing itu, mengaku masih teringat bagaimana situasi mencekam saat itu. Bahkan dirinya sempat ditempatkan berjejer dengan korban meninggal, karena terkulai lemas saat diselamatkan oleh Aremania yang lain.
Meski dirinya berhasil selamat dari maut, tetapi hampir di sekujur tubuhnya dipenuhi luka memar. Hingga kini kedua matanya masih mengalami iritasi yang diakibatkan oleh gas air mata. Dan saat ini Iqbal mengaku masih menjalani proses pemulihan di rumahnya.
Dirinya mengaku saat itu menonton pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya masuk dari gate 13 Stadion Kanjuruhan bersama lima orang temannya. Usai pertandingan dan terjadi keributan di tengah lapangan, ia melihat sedikitnya tiga gas air mata meluncur ke arah tribun.
“Seingat saya ada sebanyak tiga kali (tembakan gas air mata) dan posisinya di depanku di tribun 13. Seketika asapnya keluar, langsung mata perih serta dada ini terasa sesak,” ceritanya kepada Malang Posco Media, Rabu (12/10).
Bersama dengan lima temannya tadi, mereka berusaha keluar dari kepulan gas air mata. Karena kondisi tribun yang masih ramai, akhirnya para suporter mencoba keluar hingga berdesak-desakan. Saat itu, Iqbal sendiri berada di tepi tangga menuju pintu keluar 13.
Karena berdesakan itu, Iqbal sempat terjatuh. Tubuhnya terasa lemas dan sudah tidak mampu bergerak banyak. Dalam kondisi itu, tiba-tiba ia diangkat oleh Aremania yang lain, dan ditaruh di bawah tangga. “Saya jatuh sempat terinjak-injak. Sudah tidak bisa berdiri. Setelah diangkat itu, saya disandingkan sama beberapa Aremania yang telah meninggal. Karena dikira saya sudah tidak berdaya lagi,” tambahnya.
Setelah tersadar ia dengan sekuat tenaga mencoba keluar stadion, melalui tembok ventilasi Gate 13 yang telah dijebol. Saat itu perut dan kakinya tergores karena himpitan di celah sempit. Sampai membekas memar hingga sekarang.
Setelah berhasil keluar stadion, ia mengarah ke parkiran sepeda motor dan bergegas pulang ke rumah. Akan tetapi saat di tengah perjalanan, Iqbal tidak kuat menahan sakitnya dan berhenti di pinggir jalan di daerah Kecamatan Pakisaji.
“Sempat pingsan di pinggir jalan. Dan sempat ditolong oleh beberapa Aremania, yang lewat dan diberi air putih sama minyak kayu putih,” jelasnya. Saat sampai di rumah, ia merasa bersyukur bisa selamat dari Tragedi Kanjuruhan. Meskipun dadanya terasa nyeri, matanya memerah pekat, dan beberapa bagian badannya masih sakit.
“Sampai di rumah, saya memberi kabar ke teman-teman. Alhamdulillah, mereka semua selamat,” ujarnya. Ia mengaku saat ini sudah ada perbaikan kondisi kesehatan. Minggu (2/10) lalu, ia sempat dirujuk ke RSSA Malang untuk mengecek kondisi kesehatannya. Keesokan harinya ia sudah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan. (rex/bua)