MALANG POSCO MEDIA – Sebentar lagi momen Agustusan atau peringatan Hari Kemerdekaan RI. Perajin aksesori kemerdekaan RI kini sudah sibuk bergumul memenuhi permintaan untuk Agustus nanti.
Ini seperti yang terjadi di salah satu perajin lampion di Kota Malang, yakni Ahmad Samsudin di Jalan Binor, Bunulrejo Kota Malang. Ia mulai sibuk layani pesanan, merangkai lampion dengan desain dan nuansa serba merah putih.
“Sudah mulai muncul ada pesanan itu sekitar awal Juli kemarin. Alhamdulillah untuk lampion merah putih ini, sekarang sudah meningkat 50 persen dibanding tahun lalu,” ungkap Ahmad, kepada Malang Posco Media, Kamis (17/7) kemarin.
Lampion yang dibuat oleh Ahmad ini memang cukup diminati pembeli. Selain harganya relatif terjangkau, dari segi kualitas disebut yang paling terbaik. Tidak heran, Ahmad selalu menerima pesanan dalam jumlah banyak, termasuk saat menjelang momen perayaan kemerdekaan nanti.
Seperti ditemui kemarin, Ahmad tengah menyelesaikan pesanan sebanyak 500 lampion dari Surabaya. Sejak awal Juli hingga kemarin, ia sudah menerima pesanan sebanyak 1.500 lampion. Lampion merah putih yang dibuat Ahmad ada yang berbentuk kapsul dan juga berbentuk bulat.
“Untuk lampion yang berbentuk kapsul, harganya Rp 80 ribu, kalau yang bulat Rp 35 ribu. Ada kenaikan harga sedikit karena menyesuaikan harga bahannya,” sebut dia.
Paling banyak, ia mendapatkan pesanan dari instansi dan korporasi. Sementara untuk pesanan dari perorangan atau kampung juga tetap banyak namun tidak sebanyak pesanan dari instansi. Pesanan datang dari berbagai daerah, mulai dari Surabaya, Jakarta hingga Medan pun ada.
“Sejauh ini kan sudah masuk 1.500 pesanan lampion, target kami 3.000 lampion untuk tahun ini. Selain bentuk kapsul sama bulat, kami juga masih proses nego pesanan untuk lampion bentuk Garuda. Itu harganya lebih mahal bisa sampai jutaan karena tingkat kesulitannya tinggi,” beber dia.
Dengan keahlian yang dimiliki sejak tahun 2004 lalu, Ahmad memang bisa membuat lampion beragam bentuk sesuai pesanan. Tingkat kesulitannya pun bergantung dari ukuran dan detail bentuknya. Yang tersulit, Ahmad pernah membuat lampion berbentuk Garuda dengan ukuran setinggi lima meter. Saat itu ia pun membanderolnya dengan harga Rp 5 juta.
Kendati demikian, Ahmad juga mengaku dirinya saat ini juga menghadapi sebuah tantangan. Yakni ketersediaan rotan berkualitas bagus yang terbatas. Meski begitu, Ahmad tetap bersyukur banyak momen yang bisa dimanfaatkan untuk menjual lampion-lampion hasil karyanya tersebut.
“Selain kemerdekaan biasanya Imlek, terus mau Idul Fitri, itu ramai juga pesanan untuk lampion. Ya kami sangat bersyukur sih,” tutupnya. (ian/van)