MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Jelang Ramadan beberapa kebutuhan pokok mengalami lonjakan harga. Kenaikan tersebut juga terjadi di dua komoditas seperti daging sapi dan tahu.
Sejak satu bulan terakhir harga daging sapi naik menjadi Rp 125 ribu per kilogram dari harga semula Rp 120 ribu per kilogram. Meskipun ada kenaikan namun sejauh ini harga masih terkendali.
“Ini untuk jenis daging yang bagus seperti lulur dan gandik. Kedua jenis ini banyak peminatnya karena dapat diolah menjadi sajian apa saja, selain itu teksturnya juga lebih mudah empuk,” ujar salah satu Pedagang daging sapi di Pasar Sawojajar, Fachrunisa.
Selain dua jenis tersebut, daging sandung lamur juga naik menjadi Rp 115 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 110 ribu per kilogram. Rata-rata daging sapi naik sebesar Rp 5 ribu per kilogram, namun hingga kini penjualan masih tetap stabil dikisaran 20 kilogram dalam satu hari.
Sementara kebutuhan pokok lainnya yang mengalami kenaikan harga yakni tahu. Penyebabnya adalah naiknya harga kedelai yang mencapai Rp 11.500 ribu.
Secara terpisah, Pemilik Tahu Susu Malika, Suhartini, mengatakan, sejak dua minggu lalu pihaknya terpaksa menaikan harga tahu olahannya menjadi Rp 8 ribu dari sebelumnya Rp 7.500.
“Kami baru menaikkan harga tahu dua pekan lalu meskipun harga kedelai naik sudah gencar sekitar awal pandemi. Sekarang harga tahu per tong sebesar Rp 135 ribu, sebelum kedelai naik hanya Rp 104 ribu per tong, satu tong isinya 15 kotak tahu,” ungkap Suhartini.
Sebagai produsesn olahan tahu kenaikan harga kedelai sangat berdampak terhadap usahanya. Ditambah lagi kebutuhan lainnya seperti minyak goreng dan bumbu juga naik, sehingga tahu tidak terjual yang biasanya dibuat keripik kini diolah menjadi bothok.
Menurutnya, harga jual tahu harus dinaikkan demi mempertahankan usahanya. Sebab selain kedelai, harga micin pun naik menjadi Rp 35 ribu per kilogram.
“Dulu harga micin per kilogram Rp 25 ribu, sebelumnya kami mampu menghabiskan micin 25 kilogram per hari, sekarang hanya bisa membeli 15 kilogram sehari,” paparnya.
Adanya kenaikan harga kedelai dan bumbu lainnya membuat produsen Tahu Susu Malika harus merelakan keuntungan yang merosot 25 persen. Ketika harga kebutuhan masih stabil pihaknya mampu meraub laba sebesar 40 persen, namun sekarang hanya memperoleh untung 15 persen.
Sementara itu, Kasi Pengendalian dan Pengawasan Diskopindag Kota Malang, Luh Eka Wilantari, menambahkan, pemicu kenaikan harga pasar ini diakibatkan jelang perayaan hari besar yaitu satu bulan lagi sudah memasuki Bulan Suci Ramadan. Tapi kenaikan harga bahan pokok tersebut masih bisa dikendalikan.
“Harapannya masih seperti tahun lalu semua bahan pokok bisa terkendali. Selama pasokan cukup pasti harga masih terkendali. Harga naik biasanya karena faktor peningkatan peminat,” tutupnya. (nit/lin)