MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyelenggarakan pelatihan petugas pencacahan lengkap UTP PAPI terkait kegiatan Sensus Pertanian (ST) 2023, Senin (22/5). Pelatihan gelombang 1 ini dilaksanakan di The Aliante Hotel and Convention Center dengan dihadiri oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Slamet Husnan Hariyadi, SP, serta 93 petugas pelatihan yang berperan penting dalam pelaksanaan Sensus Pertanian 2023 nanti.
Sedangkan untuk gelombang 2 akan dilaksanakan pada tanggal 25-28 Mei mendatang.
Pelaksanaan ST 2023 akan dimulai pada tanggal 1 Juni sampai dengan 31 Juli 2023. Dalam pelaksanaan ST 2023 ini melibatkan 188 petugas yang tersebar di lima kecamatan di Kota Malang.
Sebelum ke lapangan, seluruh petugas memperoleh pelatihan selama tiga hari efektif untuk menyamakan konsep dan definisi serta organisasi lapangan. Pelaksanaan pelatihan petugas ini dilakukan selama tujuh hari yang dibagi menjadi dua gelombang dengan melibatkan empat instruktur daerah.
Kepala BPS Kota Malang Erny Fatma Setyoharini menyampaikan melalui ST 2023 akan didapatkan informasi strategis. Seperti direktori pelaku usaha pertanian ‘by name by address’, geospasial statistik pertanian yang akan menghasilkan potensi pertanian menurut wilayah, struktur demografi petani, lahan pertanian menurut penggunaan sampai level desa, Indikator global dalam SDG’s, volume dan nilai produksi komoditas pertanian dan potensi produksi kedepannya.
Lalu juga potensi kegagalan panen sebagai dampak OPT dan dampak perubahan iklim, penggunaan bibit rekayasa genetika, pendapatan jasa pertanian, lokasi wilayah pengelolaan perikanan, klasifikasi skala perusahaan pertanian, penerapan agroforestri, perhutanan sosial, klasifikasi urban farming, petani milenial, petani plasma, penggunaan pupuk dan pestisida. Selain itu juga informasi bantuan yang diterima petani, keanggotan kelompok tani, penerapan teknologi modern, akses terhadap kredit dan asuransi.
“Data yang dihasilkan digunakan sebagai gambaran secara komprehensif terkait kondisi pertanian di Indonesia hingga wilayah terkecil. Kemudian meningkatkan kualitas statistik pertanian (sebagai kerangka sampel survei pertanian dan sebagai benchmark statistik pertanian yang sudah ada), serta peningkatan kualitas desain kebijakan sebagai rujukan dalam penyusunan kebijakan strategis sektor pertanian. Contohnya seperti landasan penyusunan distribusi pupuk bersubsidi yang efektif dan efisien atau penyediaan basis data UMKM sektor pertanian,” jelasnya.
Pelatihan bertujuan agar para petugas mampu menghasilkan data statistik dengan lengkap sebagai yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pemerintah maupun stakeholder dalam merencanakan dan merumuskan kebijakan-kebijakan baik untuk kepentingan intern maupun untuk pembangunan nasional.
Lebih lanjut, Erny berpesan agar strategi pembelajaran (pelatihan) yang digunakan oleh instruktur daerah diantaranya adalah ‘grab attention’. Saat opening pembelajaran akan sangat menentukan bagaimana pembelajaran selanjutnya berlangsung.
“Kemudian menggunakan media pembelajaran yang menarik, melakukan review pembelajaran, dan menyisipkan materi ice breaking,” sebutnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang Slamet Husnan menyampaikan bahwa Pelaksanaan Sensus Pertanian Tahun 2023 ini merupakan bentuk kolaborasi BPS dengan dinas pertanian dalam menyediakan data pertanian yang akurat dan berkesinambungan. Data pertanian ini sangat dibutuhkan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan khususnya dalam hal ketahanan pangan.
“Suksesnya kegiatan Sensus Pertanian tahun 2023 ini memerlukan dukungan dari seluruh pihak baik pemerintah daerah maupun masyarakat secara umum. Setiap jawaban yang diberikan oleh masyarakat akan dijamin kerahasiaannya oleh Undang-Undang Statistik. Semoga hasil kegiatan Sensus Pertanian ini menghasilkan data yang berkualitas untuk Indonesia Maju,” harap Slamet. (ian/jon)