Sempat Ditutup, Sekarang Dibuat Sistem Buka Tutup
MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Kondisi jembatan Desa Kedungpedaringan Kecamatan Kepanjen rawan ambrol. Butuh segera ada perbaikan. Warga sekitar terpaksa menerapkan sistem buka tutup jalan.
Kendaraan bermuatan berat seperti truk dan bus dilarang melintas. Hanya kendaraan ukuran sedang dan sepeda motor yang boleh lewat. Pantauan Malang Posco Media Selasa (1/3) kemarin, di beberapa bagian jembatan sudah ada keratakan.
Pembatas jalan dipasang di tengah jembatan untuk pengaman. Ini karena setengah dari bagaian jembatan di sisi timur sudah ambrol. “Dulu ambrol saat hujan dan banjir. Sekarang kondisinya rawan ambrol lagi setengahnya,” ucap Karistiyono.
Karistiyono adalah warga setempat yang mengoperasikan sistem buka tutup jalan. Ia mengatakan sudah dua bulan lebih berjaga di lokasi bersama warga lain.
Sekadar diketahui, menjelang akhir tahun 2021 lalu, jembatan yang menjadi jalur alternatif menuju Kecamatan Pagelaran dan Gondanglegi dari Kepanjen terpaksa ditutup karena nyaris ambrol.
Awalnya, saat mengetahui ada kerusakan pada bagian bawah jembatan warga memutuskan menutup jalan karena pertimbangan keamanan. Namun pada 4 November 2021 jembatan tersebut kembali dioperasikan dengan sistem buka tutup.
“Dulu tutup total pas hujan deras dan ambrol, lalu dari Pemkab katanya boleh dibuka dan dijaga,” katanya.
Camat Kepanjen Eko Margianto mengatakan kondisi jembatan diketahui ada keretakan sejak setahun belakangan. Jelang akhir tahun, kondisi jembatan yang termakan usia itu akhirnya ambrol dan menyisakan setengah bagian.
“Rusak dan retaknya hampir satu tahun lebih. Lalu waktu hujan deras debit air sungai tinggi dan membuat TPT (tembok penahan tanah) ambrol,” kata Eko saat dikonfirmasi.
Dirinya menjelaskan, hingga saat ini perbaikan jembatan masih menunggu kepastian dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) Kabupaten Malang dan pihak BBWS. Karena secara teknis kewenangan untuk perbaikan keseluruhan pada jembatan ada pada kedua belah pihak tersebut.
“Sudah kita koordinasikan, namun hanya menunggu respon dari balai besar (BBWS),” sambungnya.
Ia berharap jembatan bisa segera diperbaiki dan bisa dibuka. Menurutnya jembatan di Kedungpedaringan itu bukan alternatif melainkan salah satu jalur utama. Jika tidak khawatir akan ambrol seluruh bagian jembatan dan malah membahayakan warga yang melintas dan yang berada di sekitarnya.
“Belum bisa memastikan kapan jembatan itu bisa mulai diperbaiki. Informasinya Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang sanggup melakukan pengerjaan jembatan itu pada tahun ini. Kami berharap balai besar bisa segera turun tangan, karena ini termasuk bencana,” imbuhnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun, perbaikan jembatan itu masuk dalam agenda pada tahun 2022 ini. Namun masih belum dapat dipastikan terkait waktunya, kapan akan dilakukan perbaikannya.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Malang Zia Ulhaq mengatakan, jika memang harus diganti dengan membangun jembatan baru, maka anggaran yang dibutuhkan ditafsir mencapai Rp 3,5 milyar.
“Awalnya di DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) itu dianggarkan Rp 1,5 milyar. Tapi kondisi eksisting di lapangan, sepertinya tidak memungkinkan untuk direhabilitasi. Harus diganti dengan membangun jembatan baru,” ujar Zia.
Dirinya juga belum memastikan kapan akan dilakukan. Hanya saja menurutnya jika tidak dilakukan prosesnya sebelum PAK, maka kemungkinannya perbaikan dilakukan pada tahun 2023.
“Bisanya saat ini dilelang dulu senilai Rp 1,5 milyar. Kalau memang lebih dari itu, bisa dilakukan penambahan anggaran melalui PAK. Nah kalau lelangnya setelah PAK, dikhawatirkan malah tidak nutut waktunya,” tukasnya.(tyo/agp)