MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Jembatan penghubung atau titian Sengkaling di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau yang rusak kondisinya masih belum kembali normal. Jembatan yang berada di sebelah barat Tempat Rekreasi Sengkaling tersebut nyaris putus setelah diterjang aliran banjir bandang kiriman dari Kota Batu pada Kamis 4 November 2021 lalu. Sementara perbaikan titian milik Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPUSDA) Provinsi Jatim itu masih menunggu musim kemarau.
Seperti yang diketahui, jembatan yang hanya dapat dilalui kendaraan roda dua itu, biasanya digunakan pengendara sebagai jalan alternatif, baik dari wilayah Desa Tegalgondo Karangploso menuju sekitar Sengkaling Kecamatan Dau, begitu juga sebaliknya.
Menurut pantauan, masyarakat setempat masih menggunakan jembatan darurat dari bambu yang dibangun swadaya oleh masyarakat untuk kebutuhan penyebrangan. Meskipun, hal tersebut tidak dapat dibenarkan pihak berwenang, warga menggunakan jembatan itu hanya untuk melintas dengan jalan kaki.
Prasetyo, 40 tahun, Juru Pengairan DPUSDA Provinsi Jatim Kantor Wilayah (Korwil) Malang menyampaikan, rencana perbaikan jembatan, disebut tak memungkinkan dilakukan saat musim pancaroba. Di mana banjir saat intensitas hujan tinggi masih dikhawatirkan terjadi.
“Selama ini perbaikan oleh dinas sudah disiapkan, teyapi petugas yang mengeksekusi menyampaikan bahwa harus saat cuaca relatif aman dari banjir kembali,” ujar Prasetyo saat ditemui di pos jaga setempat, Selasa (12/4).
Kendati arus pengendara yang biasa melintas di jembatan tersebut sudah beralih ke jembatan Tunggulmas, Kota Malang, jembatan itu masih banyak dibutuhkan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, jembatan tersebut sebenarnya memang tidak difungsikan sebagai jalan umum, namun untuk petugas atau juru pengairan dalam mengontrol pintu air.
“Itu sebenarnya untuk pengoperasian pintu air oleh petugas, dan bukan jalan umum. Ini kan aliran Sungai Brantas. Namun memang sudah terlanjur digunakan warga jalan alternatif,” kata Prasetyo.
Dia menjelaskan, bagian jembatan yang rusak ada di sekitar penyangga utama di tengah. Sedangkan badan jembatan rusak dan terpepas sepanjang sekitar 12 meter. Kerusakan itu adalah dampak dari benturan material yang terbawa arus banjir bandang.
“Memang sudah mau dibangun, tapi masih nunggu musim kemarau, karena kalau hujan masih potensi banjir susulan. Dikembalikan semula biar warga bisa jalan, sekaligus petugas bisa mengoperasikan pintu air. Hanya cuma memperbaiki,” terangnya. Prasetyo mengaku tak bisa berbuat banyak selain menunggu kepastian itu. Hingga perbaikan dapat dilakukan dan dimanfaatkan warga serta petugas DPUSDA.
Ie berujar, DPUSDA Provinsi Jawa Timur menyiapkan anggaran sebesar Rp 200 juta untuk perbaikan jembatan titian itu. Utamanya ada perbaikan utama pada badan jembatan dan bagian penyangga utama yang diketahui mengalami retakan.
“Dari panjang 30 meter itu yang perlu diperbaiki ada 12 meter. Itu badan jembatannya yang dari beton kan ada yang ambrol akibat besinya yang bengkok karena tertabrak material yang terbawa banjir. Selain itu penyangga jembatannya ada yang retak,” imbuhnya. (tyo/ggs)