MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pengasuh Pondok Pesantren Darussa’adah Al Islami Gubuk Klakah, Buya KH. Nur Hasanuddin bersukacita saat menghadiri kegiatan Nuzulul Quran di Universitas Islam Malang (Unisma), Rabu (12/4). Menurutnya, kegiatan yang digelar di Gedung Bundar Unisma itu menjemput rahmat Allah. Majelis ilmu dan zikir terpadu, untuk memperingati turunnya Al-Qur’an.
Acara tersebut berlangsung khidmat. Dilanjutkan dengan buka bersama dan salat magrib berjamaah. Dihadiri keluarga besar Unisma. Antara lain Dewan Pembina, Pengawas dan Pengurus Yayasan Unisma. Jajaran rektor, dekan, dosen dan mahasiswa.
Pada pagi harinya, Unisma melaksanakan santunan pada yatim dan kaum duafa. Dengan tujuan menebar cinta kasih di Bulan Ramadan. Juga sebagai tanda syukur akan nikmat yang selama ini diperoleh Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) terbaik di Indonesia itu.
Dalam kesempatan tersebut, Buya KH. Nur Hasanuddin menyampaikan, Nuzulul Qur’an dalam rangka menjemput rahmat Allah. Sebagai bukti kecintaan civitas Unisma pada Al-Qur’an. Dari cinta maka pintu-pintu surga terbuka. “Kalau sudah cinta Al-Qur’an, pintu surga terbuka untuk kita,” kata Buya Nur Hasanuddin mengawali tausiyahnya.
Dia menjelaskan, sesuai dengan hadits Rasulullah ada empat golongan yang dirindukan oleh Allah. Pertama orang yang berpuasa di Bulan Ramadan. Kedua, orang yang gemar membaca Al-Qur’an. Ketiga, orang yang gigih menjaga lisannya. Dan keempat, yang suka memberikan santunan pada dhuafa atau memberi makan orang yang lapar.
“Empat golongan itu ada di Unisma hari ini (Rabu). Semua yang hadir berpuasa Ramadan, memperingati Nuzulul Quran, menjaga lisan dan juga menyantuni duafa. Insya Allah kita dirindukan oleh surga Allah,” ungkapnya.
Menurutnya, Al-Qur’an merupakan mukjizat yang agung. Semua mukjizat nabi dan rasul telah sirna. Kecuali mukjizat Nabi Muhammad. Itulah Al-Qur’an. Mukjizat yang dirasakan umat hingga akhir zaman. “Al-Qur’an mukjizat yang sangat mulia. Apapun kebutuhan kita semuanya ada di dalam Al-Qur’an. Baik kebutuhan dunia maupun akhirat,” kata dia.
Buya Nur Hasanuddin menambahkan, membaca Al-Qur’an adalah salah satu cara mengingat Allah, dan itu perintah. “Kita menjadi mulia karena Allah mengingat kita. Supaya Allah ingat kita, maka ingatlah Allah,” tuturnya.
Kemuliaan membaca Al-Qur’an menjadi berlipat di Bulan Suci Ramadan. Karena dalam satu huruf pahalanya dilipat gandakan dengan sepuluh kebaikan. “Al-Qur’an menjadi warisan dari rasulullah. Mereka yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan hadits nabi tidak akan tersesat,” terangnya.
Sementara itu, Rektor Unisma Prof. Dr. Maskuri, M.Si berharap dengan peringatan Nuzulul Quran akan bertambah keberkahan bagi Unisma. Ciri keberkahan itu bertambahnya kebaikan, pola pikir maupun sikap dalam kehidupan sehari-hari. “Termasuk dari keberkahan itu bertambahnya kenikmatan,” katanya saat sambutan.
Prof Maskuri menambahkan, Nuzulul Quran menjadi satu momentum untuk memperkuat silaturahmi antar civitas akademika. Kehadiran mahasiswa dan dosen, menjadi bagian dari keluarga besar Unisma. “Pertemuan ini membuat kami bahagia. Tidak ada jarak satu sama lain,” kata dia.
Dia menjelaskan melalui peringatan Nuzulul Quran civitas akademika Unisma kembali diingatkan pentingnya Al-Qur’an dalam kehidupan. Termasuk pentingnya silaturahmi. “Al-Qur’an telah membimbing kita serta menjadi penghibur hati yang gundah. Dan dengan Al-Qur’an kita dirindukan oleh Allah SWT,” pungkasnya. (imm/sir/bua)