MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sektor pariwisata mulai menggeliat. Tren kunjungan wisata meningkat. Apalagi musim liburan sekolah seperti sekarang. Tren itu sudah tampak sejak beberapa bulan lalu.
Selama beberapa bulan terakhir, paket wisata berupa tur wisata luar kota mengalami peningkatan. Hal itu seperti yang disampaikan salah satu pelaku wisata tour and travel di Kota Malang, Djoko Triono. Owner Alya Tour and Travel ini menyebut, perusahaan hingga instansi sekolah banyak mendominasi tur wisata.
“Di Alya Tour and Travel, mulai tahun 2022 kemarin sekitar November itu mulai banyak job. Rata rata dari instansi dan sekolahan. Jadi segmennya ini bisa mencapai 70 persen dari instansi dan sekolahan,” ungkap Djoko sapaan akrabnya, Sabtu (17/6) kemarin.
Untuk perusahaan dan instansi, rata-rata dimanfaatkan untuk family gathering. Sementara sekolah biasanya study tour. Mengingat kondisi yang makin baik, tour and travel yang berkantor di Perum Permata Regency 2 A12/18 ini pun memberi paket yang cukup lengkap untuk pilihan.
Ada paket hemat hingga paket premium. Sehingga semua kalangan kini bisa menjangkau dengan mudah.
“Saya brandingnya memang; ‘start from’ yang ekonomis. Ini menarik di segmen yang memang menyesuaikan budget atau paket hemat. Hemat artinya berlibur tetap healing, tapi tidak menghabiskan ‘kantong’. Misal destinasi sama, Malioboro begitu, tapi yang premium bisa lebih berlama- lama. Lalu dari hotel dan restoran sesuai kelas. Biasanya kami pilih hotel bintang 4 dan minimal bintang 3 sesuai budgetnya,” beber Djoko.
Dalam hal destinasi wisata, lanjut Djoko, rata-rata yang kini menjadi primadona masih wisata di Jogja dan Bali. Untuk destinasi wisata di Jawa Timur, dikatakan Djoko tetap ada namun tidak sebanyak destinasi Jogja dan Bali.
“Selama ini order di kita itu 70 persen (destinasi) ke Jogja. Di kota-kota Jawa Timur hanya 10 persen. Karena di Jogja itu memang lebih ekonomis. Ketika berwisata dengan budget Rp 350 ribu pun, itu bisa,” sebut Djoko.
Terlepas dari itu, saat ini ia mengaku sangat bersyukur karena kondisi dan situasi sudah makin kondusif dibandingkan saat pandemi. Ia ingat betul saat pandemi sangat menyulitkan seluruh sektor hingga saat itu hampir seluruh pelaku pariwisata tak bisa banyak berkutik.
“Hotel yang harganya Rp 800 ribu saja waktu itu jadi Rp 300 ribu di Bali. Kemarin pernah jual open trip Rp 350 ribu, orang-orang tidak percaya tapi terbukti bisa wisata. Tapi artinya waktu itu benar-benar berjalan merangkak,” tukasnya.
Djoko pun berharap sektor pariwisata yang makin kondusif ini terjaga dan makin ditingkatkan. Selain itu juga butuh dukungan dan perhatian pemerintah dalam hal ini Pemkot Malang.
“Pemerintah harusnya support regulasi. Lalu juga kaitannya dengan kenaikan penurunan kegiatan wisata, sebenarnya mengarah di operasional. Jadi kalau BBM naik otomatis wisata jadi naik,” kata dia. (ian/van)