Raih Sertifikasi Tempat Rekreasi Grade A
MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Kredibilitas tempat wisata ditentukan oleh banyak hal. Mulai dari fasilitas, sumber daya manusia, pelayanan, produk, sistem dan manajemen. Bika semua itu terpenuhi, maka tempat wisata tersebut bisa dinyatakan aman, nyaman dan layak untuk dikunjungi.
Untuk memastikan hal tersebut Jatim Park (JTP) Group yang merupakan salah satu destinasi wisata terbesar di Indonesia mendatangkan Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata. Jatim Park Group mengajukan semua theme park yang dimiliki untuk dilakukan sertifikasi selama kurang lebih 8 hari.
Dalam pelaksanaan audit sertifikasi taman rekreasi dalam hal ini Jatim Park Group dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Usaha Lintas Sertifindo Unggul dipimpin Asesor LSU, Ihsan Averroes mulai 9-16 Desember. Ia bersama rekannya Benny Benyamin. Diketahui bahwa Lembaga Sertifikasi Usaha Lintas Sertifindo Unggul merupakan lembaga sertifikasi yang telah memiliki SK dari Kemenparekraf dan terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN).
“Ini merupakan tahun kedua kami melakukan audit terhadap Jatim Park Group. Tahun lalu, Jatim Park Group telah meraih sertifikasi Tempat Rekreasi Grade A. Untuk bisa meraih Grade A, dua tempat wisata itu telah dinyatakan memenuhi standar dengan 5 unsur penilaian meliputi aspek Fasilitas, Sumber Daya Manusia, Pelayanan, Produk dan Sistem Manajemen,” ujar Ihsan kepada Malang Posco Media, Jumat (13/12) kemarin.
Ia menjelaskan untuk tahun pertama lalu (2023) pihaknya melakukan audit terkait ada tidaknya 5 unsur penilaian. Apakah mulai dari produk, manajerial, sarpras, struktur organisasi hingga SDM telah dinyatakan lengkap dan memenuhi standar usaha. Termasuk dari aspek standar kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
“Sedangkan tahun kedua ini poin yang kami tekankan mengarah pada keselamatan dan perawatan wahana di Jatim Park Group. Contohnya saja di Jatim Park 3 kami turunkan ahli spesifikasi untuk melihat apakah wahana yang ada masih layak atau tidak untuk dioperasionalkan,” bebernya.
Hasil dari audit yang dilakukan, pihaknya masih menemukan adanya perlu perbaikan atau maintenance untuk beberapa wahana. Sehingga pihaknya mengeluarkan beberapa rekomendasi dan saran untuk dilakukan perbaikan di aspek tersebut.
“Yang kami paling sering lihat adalah karat yang ada di beberapa wahana. Karat memang tidak bisa dipungkiri karena theme park milik Jatim Park Group, khususnya di Jatim Park 3 adalah outdoor. Sehingga kami berikan saran agar karat segera dihilangkan dengan menggunakan alat kimia tertentu,” pesannya.
Aspek temuan tersebut bisa diperbaiki dalam tiga bulan ke depan. Pasalnya perbaikan masuk dalam kategori saran minor atau kecil. Berbeda ketika ada temuan mayor seperti wahana permainan yang sudah tidak layak tapi masih tetap beroperasi akan menjadi temuan major yang harus dilakukan evaluasi dalam waktu enam bulan,” terangnya.
Dengan adanya saran tersebut selama tiga bulan ke depan pihaknya akan kembali melakukan audit apakah ada perubahan SOP baru yang telah diterapkan dari temuan ruangan yang kurang rapi tersebut. Atau pihak Jatim Park Group melaporkan hasil perbaikan dengan foto dan video setelah perbaikan.
Ihsan menambahkan bahwa output dari sertifikasi ini untuk memastikan bahwa kredibilitas pengelola wisata dalam hal ini Jatim Park 3 dan BNS telah menjamin pelayanan dan kenyamanan pengunjung terjaga secara optimal. Dengan begitu, pengunjung akan merasa aman dan nyaman saat berwisata di Jatim Park Group.
Ditambahkan oleh Benny Benyamin selaku auditor mengatakan bahwa secara menyeluruh wahana yang ada di Jatim Park 3 misalnya setelah dilakukan audit hasilnya secara general ok. Memang ada temuan minor karena memang ini wahana yang setiap hari dipakai dan sifatnya teknis.
“Begitu juga kami kemarin ke BNS dan Jatim Park 1 secara overall oke. Sehingga wisatawan tidak perlu khawatir untuk berkunjung ke Jatim Park Group,” imbuhnya.
Sementara itu, Dirut Jatim Park 3, Suryo Widodo menyampaikan bahwa sertifikasi ini menjadi bagian dari komitmen JTP dalam memajukan industri pariwisata di Kota Batu. Pasalnya tanpa sertifikasi, pengelola wisata tidak akan tahu dan belajar tentang manajemen pengelolaan wisata.
“Melalui sertifikasi ini, Jatim Park Group jadi merasa tidak benar sendiri. Jadi kita ada acuan dan standar tertentu terkait pelayanan hingga manajemen usaha pariwisata. Dimana manejemen mutu harus dipenuhi oleh pelaku wisata. Contohnya ketika ada wahana yang timbul karat akan segera kami perbaiki,” terang Suryo.
Lebih lanjut, dengan sertifikasi yang dilakukan oleh Jatim Park Group pihaknya akan tahu tahu apa kekurangan. Dan yang harus diperbaiki. Sehingga hal tersebut akan membuat Jatim Park Group terus belajar, berbenah dan jadi lebih baik dalam memberikan jasa pelayanan kepada wisatawan.
“Ibaratnya orang ada yang tidak bisa melihat kekurangannya sendiri. Nah Dengan adanya sertifikasi dari LSU yang telah memiliki SK dari Kemenparekraf dan terakreditasi KAN kami akan tahu apa kekurangan untuk kemudian diperbaiki. Terlebih ini menjelang libur Nataru dan sebagai salah satu destinasi wisata terbesar di Indonesia harus bisa bersaing, tidak hanya wahana saja, tapi juga memastikan keselamatan dan kenyamanan pengunjung,” terangnya.
Lebih lanjut, apa yang telah dilakukan Jatim Park Group menjadi komitmen dalam memenuhi standar usaha wisata. Jatim Park Group sendiri bisa dikatakan telah menjadi tempat wisata pertama yang telah mendapat sertifikasi. (eri/aim)