spot_img
Friday, September 20, 2024
spot_img

Juara Festival Film Dokumenter Nasional

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tiga mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses mengukir prestasi. Mereka tergabung dalam tim produksi film dokumenter. Di ajang Festival Dokumenter yang digelar Universitas Budi Luhur, Jakarta, beberapa waktu lalu, tim ini  berhasil meraih juara 2.

Mereka adalah Muhammad Hudan Nur Ibad sebagai sutradara, Farhan Rifqi Zain sebagai director of photography dan Ilham Aditiya sebagai editor. Tiga mahasiswa ini membentuk kelompok yang diberi nama Alecta Pictures. 

Karya yang mereka buat merupakan film dokumenter tentang perjalanan hidup dan idealisme seniman kota Malang, Kadir Sugiarto, yang juga alumni Komunikasi UMM. Kadir memiliki nama panggung sebagai Ugik Arbanat. Dengan judul “Gesekan Arbanat Ugik untuk Anak Indonesia”. Film ini menceritakan Ugik dalam menjawab keresahan masyarakat yang mulai meninggalkan lagu anak-anak.

“Film itu mengisahkan bagaimana Ugik dengan idealismenya terus melatih anak-anak bermusik. Tanpa kenal Lelah, dia berkeliling dari sekolah ke sekolah, dari komunitas ke komunitas,” ujar Farhan.

Dalam skrip film ditayangkan Ugi yang menciptakan lagu-lagu bernuansa kebangsaan yang sesuai dengan irama anak-anak. Lagu Indonesia, misalnya, menggambarkan anak-anak Indonesia yang mencintai keindahan alam dan budaya nusantara.

Farhan mengaku senang filmnya masuk kategori terbaik. Sejak masuk sepuluh besar, dia dan teman-temannya selalu mengabarkan kepada pembimbing jika filmnya ikut festival dan masuk nominasi. “Sebenarnya kami tidak menargetkan juara. Yang penting film kami dapat menginspirasi dan lebih mengenalkan seniman besar seperti Cak Ugik ini ke kancah nasional,” kata Farhan.

Proses produksi film dokumenter ini mengalami berbagai hambatan. Beberapa kali pengambilan gambar dan editing harus diulang karena pembimbing meminta menyesuaikan dengan story line yang telah dibuat. “Ruh film yang terletak pada idealisme Ugik harus ditonjolkan, itu yang membuat kami kesulitan menerjemahkan saran pembimbing kami,” ucap Hudan, menambahkan.

Nasrullah selaku dosen pembimbing mengaku terus memotivasi anak didiknya untuk segera menyelesaikan karya yang disusun. “Saya kenal Ugik karena dia teman kuliah seangkatan. Dia itu iconic, khas, dan sangat idealis. Sayang kalau difilmkan sembarangan,” ungkap kepala Prodi Komunikasi UMM ini.

Makanya, selain membimbing, Nasrullah juga merasa terlibat secara emosional untuk keberhasilan film ini. Berbagai upaya dilakukannya, termasuk melibatkan pembimbing dan penguji praktisi film Arfan Adhi Prasetyo. “Ini karya monumental, jadi harus bagus. Mahasiswa harus menghayati proses kreatifnya secara sungguh-sungguh agar kelak ketika mereka bekerja pengalaman ini akan terus melekat dan membanggakan,” tuturnya.

Karya film dokumenter ini menjadi Tugas Akhir Karya ketiga mahasiswa tersebut. Tugas Akhir Karya memang menjadi salah satu alternatif pilihan mahasiswa Komunikasi UMM selain Skripsi.

Pembuatan Film Dokumenter menjadi pilihan bagi mahasiswa, terutama yang memilih peminatan Komunikasi Audio Visual. Meski demikian, peminat Jurnalistik maupun Public Relations juga bisa mengambil Tugas Akhir Karya ini.

Pada dasarnya mahasiswa bisa memilih cara lulus sesuai dengan passionnya. Selain Film Dokumenter, mahasiswa juga bisa membuat karya lain baik yang bersifat project kreatif maupun berbasis client. Seperti manajemen media online, special event, creative business plan, termasuk juga artikel ilmiah yang tembus jurnal terakreditasi. (imm)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img