.
Thursday, December 12, 2024

Juara Kompetisi Jembatan Indonesia 2023

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Universitas Negeri Malang

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Malang (UM) kembali meraih prestasi di ajang Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) ke -18 2023 yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin-Jumat (16-20/10) lalu.

Dalam kompetisi tersebut, tim yang diberi nama Doa Ibu (UM) itu beranggotakan tiga mahasiswa FT UM.  Mereka adalah Mohammad Salman Alfarisi, Fajar Tamami dan Daffa Syarif Abdullah. Mereka dibimbing oleh Puput Risdanareni, S.T., M.T., Ph.D dan Mohammad Musthofa Al Ansyorie, S.Pd., M.Pd.

Tim ini sukses memperoleh tiga piala, diantaranya Juara 1, Juara Kategori Jembatan Terindah (Pelengkung) dan Juara Kategori Metode Konstruksi Terbaik.

“Alhamdulillah, Tim Doa Ibu mampu meraih tiga prestasi. Dan kami sangat bangga dengan raihan ini. Keikutsertaan sejak 2010 dari kontingen dari Teknik Sipil dan Perencanaan FT UM setiap tahunnya berhasil meloloskan tim untuk menjadi finalis. Dan ini merupakan kesekian kalinya menjadi juara satu,” ucap Ansyorie.

Perjalanan  Tim Doa Ibu (UM) dalam meraih prestasi KJI ke-18 ini dimulai sejak bulan April lalu. Mereka menyusun sembilan proposal untuk ikut ajang KJI ke-18 2023 tahun ini di UMY. Dari sembilan proposal tersebut, satu proposal lolos menjadi finalis dan berhak mengikuti Final KJI ke-18 2023 di UMY Yogyakarta.

Setelah dipastikan berhasil lolos masuk final pada bulan September lalu, Tim Doa Ibu (UM)  melakukan persiapan mulai dari mempersiapkan jembatan, latihan kecepatan merakit jembatan dan melakukan uji jembatan di laboratorium FT UM.

Ansyorie mengungkapkan, ada masa persiapan menuju tahap final. Tim Doa Ibu (UM) mendapat kendala yang sedikit menghambat yaitu ketersedian material di Indonesia. Sehingga mereka harus mendatangkan bahan atau material dari China selama 14 hari, sedangkan proses persiapan kurang lebih 30 hari. “Meskipun begitu, permasalahan tersebut mampu diatasi dengan baik,” ungkapnya.

Pada awal babak penyisihan Final pada Senin (16/10), mereka melakukan ujian presentasi di hadapan para juri. Terdapat beberapa penilaian Juara yaitu, kecepatan waktu perakitan jembatan, berat jembatan dan lendutan jembatan.

“Saat proses perakitan jembatan, tim kami mampu memperoleh waktu tercepat dibandingkan dari sembilan finalis lainnya yaitu sekitar 90 menit dan memiliki berat jembatan 40 Kg. Total ada 10 finalis” terang Ansyorie.

Setelah melakukan proses perakitan, jembatan diuji dengan pembebanan. Pembebanan dilakukan setiap 20 Kg hingga 300 Kg menggunakan plat besi. Dan setiap pembebanan 20 Kg, lendutan jembatan diukur hingga 300 Kg. kemudian didiamkan selama dua menit untuk mengukur kembali lendutan jembatan. Dari pengukuran tersebut, Tim Doa Ibu (UM) memperoleh kelengkungan jembatan 7,61 mm.

“Uji lendutan jembatan merupakan metode untuk mengukur deformasi atau perubahan bentuk struktur jembatan akibat beban yang diterima. Dan Alhamdulillah, kami mampu memperoleh nilai terbaik. Sehingga mengantarkan kami juara dalam kategori tersebut,” ujarnya.

Kedepan, Tim Doa Ibu (UM) akan terus mempertahankan prestasi ini dan tetap otomatis untuk meraih prestasi setiap tahunya. Para mahasiswa juga dipersiapkan sejak awal tahun untuk menyiapkan proposal. Sekaligus melakukan bimbingan untuk mencapai prestasi terbaik. Sehingga bisa mempertahankan juara satu.

“Selain mendapatkan piala dan piagam penghargaan dari KJI, mahasiswa kami juga memperoleh apresiasi dari Badan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) berupa uang tunai untuk pembinaan,” ungkap Ansyorie. (hud/adv/imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img