MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pemilu damai kembali digaungkan di Kota Malang. Kali ini Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Malang Raya menggelar diskusi publik yang menghadirkan berbagai stakeholder di Malang Raya, mulai dari Pemda, Kepolisian, KPU, Bawaslu hingga mahasiswa. Diskusi ini mengusung tajuk Jurnalisme Positif Menuju Pemilu Damai.
Kapolres Malang AKBP Putu Kholis dalam kesempatan tersebut menyampaikan rasa syukur atas implementasi jurnalisme positif yang sudah dilakukan oleh pers di Malang Raya. Ini dibuktikan ketika Malang Raya mampu menghadapi krisis pasca Tragedi Kanjuruhan, lalu bisa bangkit menyongsong persiapan penyelenggaraan pemilu. Bahkan, ketika Pilkades serentak beberapa waktu lalu, Putu bersyukur pelaksanaannya berjalan lancar.
“Saya melihat kedewasaan teman-teman media, mahasiswa dan warga Malang Raya. Ini membangkitkan optimisme saya dengan langkah langkah yang sudah dilakukan penyelenggara (pemilu), situasi Malang menjelang 2024 ini tetap aman kondusif,” ungkapnya.
Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM KPU Kota Malang, Muhammad Toyib menuturkan, semangat Pemilu Damai ini harus menjadi komitmen bersama karena merupakan sarana untuk integrasi bangsa. Menurut Toyib, ada tiga elemen penting dalam pemilu. Yakni penyelenggara pemilu, peserta pemilu dan pemilih. Ketiganya harus dikawal bersama agar pemilu berjalan sukses.
Namun selain itu, juga ada beberapa elemen lagi yang dikatakan Toyib tidak kalah penting dalam penyelenggaraan pemilu damai. Mulai dari KPU, pemda, keamanan (TNI Polri, Satpol PP dan Linmas), media massa dan organisasi kemasyarakatan.
“Media masa sangat penting dalam menciptakan atmosfer agar pemilu berjalan lancar dan damai. Media juga berhak memberitakan fakta terkait kecurangan atau pelanggaran dari peserta pemilu. Sebab fungsi media sebagai pondasi demokrasi saya yakin bisa membedakan fakta dan hoax melalui pedoman kode etiknya,” imbuhnya.
Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat yang membuka diskusi tersebut mengajak kepada seluruh media atau pers untuk selalu menerapkan jurnalisme positif, terutama dalam pesta demokrasi 2024. Menurut Wahyu, jurnalisme positif ini merupakan kunci untuk mewujudkan pemilu yang aman dan damai.
“Acara diskusi seperti ini adalah komitmen untuk mewujudkan pemilu damai. Semua elemen masyarakat harus sama-sama mengawal agar demokrasi bisa berjalan dengan aman dan nyaman. Maka perlu disampaikan berita berita yang positif dan edukatif,” kata Wahyu.
Apalagi, masyarakat selama ini masih ada yang sulit membedakan mana informasi atau berita hoax dan mana informasi yang benar. Kehadiran media atau pers inilah yang diharapkan untuk mengedukasi masyarakat agar dengan informasi yang benar menuntun pada pelaksanaan pemilu yang damai. “Jurnalisme positif itu sangat penting terutama dalam memahamkan atau mengedukasi maayarakat agar tau mana yang benar dan yang tidak benar. Maka saya mengajak rekan-rekan media, mari ikut berpatisipasi, berkontribusi dengan menyajikan berita-berita yang mengedukasi masyarakat, memberikan ketenangan masyarakat, sekaligus menangkal berita hoax yang meresahkan,” tegas Wahyu. (ian/aim)