.
Friday, November 22, 2024

Jurusan BK Unesa, Latih Guru BK Agar Siswa Berpikir Kritis

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Remaja usia SMP seringkali mendapati masalah dengan identitas dirinya. Diantaranya berkurangnya kemampuan berfikir kritis. Hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi guru BK (Bimbingan Konseling). Oleh karena itu guru BK wajib memberikan layanan terbaik kepada siswanya, termasuk diantaranya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswanya.

Untuk itulah, Jurusan Bimbingan Dan Konseling Unesa bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Batu beserta MGBK SMP Kota Batu menggelar kegiatan Pelatihan Penyusunan Layanan Bimbingan dan Konseling. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP di Kota Batu.

Kegiatan pelatihan ini dilakukan secara daring dan luring. Dengan kegiatan daring pada tanggal 5 dan 7 Juli 2022, luring pada tanggal 12 Juli 2022 di SMPN 4 Kota Batu. Pelatihan ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu Dr. Eny Rachyuningsih. M.Si dan diikuti oleh 49 guru BK dari SMP negeri dan swasta se-Kota Batu. Pemateri yang hadir dari Unesa diantaranya Dr. Retno Tri Hariastuti, S.Pd, M.Pd, Kons., Dr. Hadi Warsito, M.Si, Kons dan Ari Khusumadewi, S.Pd, M.Pd.

Dalam paparan materinya, Retno menjelaskan tentang pengertian berfikir kritis yaitu proses intelektual dalam pembuatan konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi berbagai informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi. Dimana hasil proses ini digunakan sebagai dasar saat mengambil tindakan.

“Adanya penegasan bahwa berpikir kritis bukan sesuatu yang bersifat negatif, bukan menunjukkan sikap yang pasif, tidak destruktif, bukan menunjukkan permusuhan, bukan merupakan intuisi serta berpikir kritis tidak sekedar menggunakan akal sehat,” ujar Retno.

Ditambahkan Hadi Warsito bahwa berfikir kritis mempunyai tipe pertanyaan kritis. Diantaranya klarifikasi, memeriksa asumsi, memeriksa alasan dan bukti-bukti, sudut pandang dan perspektif, memeriksa implikasi dan konsekuensi, serta tentang pertanyaan. 

“Guru BK harus mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis (KBK) melalui layanan BK. Program layanan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa merupakan program BK yang berfungsi preventif-development,” bebernya.

Oleh karena itu guru BK harus merancang program layanan melalui aktivitas atau kegiatan klasikal atau kelompok. Kegiatan dirancang sedemikian rupa sehingga aktivitas yang terjadi dapat menstimulasi siswa untuk berpikir kritis.

Sementara itu, Ari Khusumadewi memberikan paparan materi tentang tiga aktifitas siswa yang terdiri dari, membaca yang meliputi berikan bacaan ringan, sederhana dan menarik. Dari aktifitas tersebut para guru kemudian bisa memberikan stimulasi untuk menganalisa atau mengevaluasi.

“Misalnya memberikan tontonan film yang menarik pada siswa. Selanjutnya guru memberikan stimulasi untuk menganalisa atau mengevaluasi. Serta aktifitas bermain yang membuat dan mengajak siswa melakukan suatu permainan, untuk kemudian memberikan stimulasi agar siswa menganalisa atau mengevaluasi,” pungkasnya. (eri/sir/nug)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img