MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Singosari, Ainur Rofik, S.Pd.I, M.Pd.I, memiliki program mengaji yang rutin diadakan setiap bulan. Terdapat 54 kepala sekolah yang tergabung dalam Majelis Ta’lim Al-Umaro’ tersebut.
Ditemui Malang Posco Media, Jumat (13/8) kemarin. Ia menyampaikan, program tersebut bertujuan memperkuat seluruh kepala sekolah yang ada di Kecamatan Singosari. Menurutnya, penguatan tersebut tidak hanya dari segi kepemimpinan pendidikan tetapi juga dari aspek keagamaan.
Melalui program ini, kepala sekolah di wilayah Kecamatan Singosari mendapatkan pembinaan dalam membaca Alquran, tambahan ilmu fiqih, serta pembekalan keagamaan lainnya. “Kegiatan ini diikuti 54 kepala sekolah yang tersebar di seluruh Kecamatan Singosari. Alhamdulilah semua antusias mengikuti program ini, karena selain untuk meningkatkan pemahaman agama, kegiatan tersebut juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antarsesama kepala sekolah di kecamatan tersebut,” ucap Rofik.
Tidak hanya belajar mengaji bulanan, K3S Singosari juga memiliki agenda rutin setiap tiga bulan sekali yang melibatkan tenaga pendidik Pendidikan Agama Islam (PAI). Dalam pertemuan tersebut, diisi dengan beberapa program. Seperti Khotmil Quran sekaligus mendoakan kesuksesan anak didik di seluruh Kecamatan Singosari agar mereka mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu. “Tidak hanya Khotmil Quran. Kami juga mengundang penceramah. Ibaratnya ngecharge. Biar semua mendapatkan motivasi dan semangat dalam mendidik siswa,” imbuhnya.
Rofik mengungkapkan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas kepala sekolah, tidak hanya dari segi manajerial, tetapi juga dari sisi spiritual. Program ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada kepala sekolah dalam mengembangkan program keagamaan di sekolah masing-masing, sehingga nilai-nilai keislaman semakin kuat diterapkan dalam lingkungan pendidikan.
“Sebagai seorang pemimpin, penting bagi kepala sekolah untuk tidak hanya memahami aspek-aspek pendidikan formal, tetapi juga memiliki landasan agama yang kuat. Dengan demikian, mereka dapat menjadi contoh yang baik bagi guru dan siswa di sekolahnya masing-masing,” ungkapnya. (hud/udi)