MALANG POSCO MEDIA, BERN – Lagu Goyang Dumang menutup perhelatan wisuda kelas BIPA semester satu tahun 2024 di KBRI Bern. Acara yang diadakan di Wisma Duta RI Bern, Sabtu (6/7/2024) lalu dihadiri 40 orang pemelajar dari 10 kelas BIPA yang telah diselenggarakan dari bulan Maret hingga Juni. Sebagai bagian dari program unggulan KBRI Bern, kelas BIPA KBRI Bern banyak diminati warga setempat. Semester ini, tercatat 55 orang warga lokal mengikuti kelas BIPA 1 hingga BIPA 7, dan kelas BIPA Anak, yang diselenggarakan KBRI Bern bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbudristek RI.
Dalam sambutannya, Duta Besar RI Bern Ngurah menyemangati para siswa BIPA terkait keberhasilan mereka menyelesaikan program BIPA di tingkatnya masing-masing. Selain merupakan bahasa yang berhasil ditetapkan sebagai bahasa resmi Konferensi Umum (General Conference) Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO, Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa pemersatu dari lebih dari 700 bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Tahun ini, untuk pertama kalinya, KBRI Bern membuka kelas BIPA anak, yang diikuti oleh delapan orang anak keturunan asing. Meskipun baru mempelajari Bahasa Indonesia selama empat bulan, anak-anak kelas BIPA yang berusia di bawah 10 tahun tersebut mampu membawakan lagu Garuda Pancasila dan Burung Kakatua dengan lantang dan tanpa teks.
Peserta BIPA dewasa juga mendemonstrasikan kemampuan Berbahasa Indonesia mereka dengan menyanyikan lagu populer, puisi, pantun, cerita pendek, hingga lagu rap.
Adalah kelompok dari kelas BIPA 2 yang menampilkan lagu rap menggunakan frasa-frasa pembelit lidah. Seperti kuku kaki kakiku kaku kaku, ular melingkar-lingkar di pagar, dan seterusnya.
Selain memiliki kemampuan Bahasa Indonesia yang mumpuni, siswa kelas BIPA KBRI Bern juga memiliki wawasan nusantara yang luas. Melalui kuis interaktif yang diikuti para peserta yang hadir, siswa kelas BIPA 1 menguji wawasan nusantara dari peserta yang hadir.
“Saya sangat terkesan dengan penampilan para siswa BIPA KBRI Bern. Mereka mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dengan aksen Indonesia,” tutur Duta Besar Ngurah.
Duta Besar Ngurah menyatakan kebanggaannya terhadap kemampuan dan minat yang besar dari para warga lokal di Swiss dalam mempelajari Bahasa Indonesia, terlepas dari tujuan dan motivasinya yang berbeda-beda, baik itu motivasi bisnis, sosial budaya, maupun wisata.
Selain menerima sertifikat kelulusan, acara wisuda BIPA KBRI Bern, yang diadakan dua kali dalam setahun juga merupakan ajang bagi para pemelajar BIPA untuk menampilkan kemahiran mereka berbahasa Indonesia dengan berpantun, bercerita, berdongeng, hingga bernyanyi dalam bahasa Indonesia. Acara seremoni kelulusan ditutup dengan sesi bernyanyi lagu Indonesia bersama. Lagu “Goyang Dumang” milik Cita Citata mendapatkan respon yang sangat positif dari para pemelajar yang secara spontan bergabung dalam tari-tarian.
Setelah menerima sertifikat kelulusan, para peserta berkesempatan mencicipi kuliner khas Indonesia, seperti gado-gado, sate ayam, pepes tahu, tekwan, onde-onde, dan lumpia.
Tahun ini, dua orang pemelajar BIPA asal Swiss, berhasil membuktikan kepiawaiannya berbahasa Indonesia di level nasional. Sabine Wilke dari kelas BIPA 2 dan Madeleine Priyambodo dari kelas BIPA 7 akan mewakili kelas BIPA KBRI Bern dalam Pekan Final Festival Handai Indonesia (FHI), yang akan diselenggarakan di Bali, pada 25 sampai 31 Agustus mendatang. FHI yang diadakan oleh Kemdikbudristek RI merupakan wahana unjuk kemahiran dan kreativitas berbahasa Indonesia bagi warga negara asing yang diadakan satu tahun sekali.
Penyelenggaraan kelas BIPA telah menjadi program unggulan diplomasi budaya KBRI Bern sejak tahun 2020. Program ini tidak hanya sejalan dengan fokus Pemerintah RI untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia internasional, namun juga mempromosikan citra positif Indonesia di berbagai bidang. (opp/van)