MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Konten fenomenal terus bermunculan di media social. Belakangan ini, yang tengah viral adalah konten video berisi sekelompok orang berjoged dengan lagu-lagu berbahasa Madura. Dengan memakai kostum rompi dan peci, empat orang laki laki paruh baya dalam video itu menari dengan gerakan yang senada. Tarian itu ternyata kemudian banyak digemari hingga membuat viral di Indonesia.
Rupanya, grup penari tersebut diketahui merupakan warga Kota Malang yang kesemuanya memang berdarah asli Madura. “Kalau saya tinggalnya di Muharto, ini yang lainnya tinggal di Kebalen dan sekitarnya,” ujar Mat Selor salah satu penari tersebut ketika ditemui Malang Posco Media, Selasa (25/7) kemarin.
Mereka menyebut tarian itu dengan joged ‘Aduh Kacong.’ Nama itu merujuk dari judul lagu yang mengiringinya. Untuk gerakannya dikreasikan dari gerakan tari tarian yang berasal dari Madura. Grup itu dikenal dengan nama ‘Tak Bernama’ atau juga banyak dikenal Kacong Tak Bernama. Personelnya yakni Dahuri, Horozi, Cong Ali dan Mat Selor.
Selain empat orang laki laki yang bertugas menari, masih ada beberapa orang lagi di balik layar yang menjadi sebuah tim dari Kacong Tak Bernama. “Kita berenam. Ada yang menari, ada yang merekam dan ada yang mengolah video,” terang Abdul Aziz, Leader Kacong Tak Bernama.
Pria yang biasa disapa Aziz itu menjelaskan bahwa konten menari itu sebenarnya terinspirasi dari konten tarian di TikTok yang membawakan lagu ‘Aduh Kacong.’ Saat itu ia berpikir tarian yang dibawakan di konten itu masih belum mempunyai ciri khas.
Alhasil ia pun mengkreasikannya lagi dengan gerakan tari yang dirasa lebih bernuansa budaya Madura. Sehingga, dirinya pun melibatkan kerabat dan keluarganya yang saat ini menjadi personel Kacong Tak Bernama untuk menarikannya.
“Karena ayah saya itu dulunya juga penari. Ada gerakan tari dari tradisi Madura, yang biasanya dilakukan saat acara manten, khitanan dan banyak acara. Jadi kita buat dan kreasikan itu karena ingin melestarikan budaya Madura kembali biar makin menyebar sedunia. Biar banyak dikenal orang,” jelasnya.
Aziz sendiri mengaku iseng saat membuat konten tarian dan memilih media TikTok untuk menyebarkan kontennya itu. Namun sebenarnya, sebelumnya ia sudah banyak membuat konten berbeda di YouTube. Sebelumnya konten di YouTubenya lebih mengangkat cerita dan drama kehidupan selama satu tahun belakangan ini.
Namun karena dalam waktu singkat konten tarian justru banyak diminati, ia pun makin rajin membuat konten serupa. “Waktu pertama diupload, banyak komen kurang kompak, terus bikin lagi sampai kompak. Alhamdulillah tidak sulit dan cepat kompaknya, karena ini satu darah masih keluarga semua,” sebut warga Kebalen Kotalama ini.
Konsep konten tarian ini sendiri ini memang dilakukan secara berpindah pindah. Pertama ia membuat kontennya di Stasiun Kotalama, lalu berpindah lagi ke puncak Buring, Kayutangan Heritage, Alun Alun Malang, Kampung Warna Warni hingga paling ramai ketika menari di halaman Balai Kota Malang.
Karena konsepnya berpindah pindah dan tariannya menarik, akhirnya banyak kelompok masyarakat yang ingin Kacong Tak Bernama ini menari di tempatnya. Bahkan, beberapa pemilik usaha kini juga menggaetnya untuk membantu branding dan promosi usahanya dengan menari di lokasi usahanya.
Aziz mengaku pihaknya berharap ke depan bisa menari di berbagai tempat yang menarik lainnya. “Kita ingin menyebar kemana mana. Ini bulan depan kita ke Madura, bulan depan kemana lagi lah, kita cari tempat menarik. Kita pasti izin dulu, kalau dibolehkan ya kita bikin. Kalau tidak ya tidak bikin. Kita ingin menari di Bundaran HI dan paling kepingin menari di istana negara,” ungkapnya.
Melalui konten bernuansa Madura ini, Aziz berharap masyarakat kemudian bisa lebih menggali banyak budaya Madura yang lainnya. “Mohon doanya, semoga kita diberi kelancaran dan kesehatan selalu. Semoga makin menyebar juga budaya bernuansa Madura ini agar semuanya tahu,” tutup Aziz.(ian/lim)