.
Sunday, December 15, 2024

Kades Baru dari Kaum Muda Bermunculan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sosok kepala desa (kades) berusia muda muncul, selain tumbangnya puluhan incumbent atau petahana dalam helatan Pilkades Serentak Gelombang Dua, Minggu (14/5) lalu. Turut sertanya mereka pada pencalonan dianggap memberi warna baru.


Mereka diharapkan membawa pemikiran dan pembaharuan yang segar bagi pembangunan desanya. Beberapa cakades muda yang memenangi Pilkades Serentak Gelombang Dua di Kabupaten Malang, antara lain, Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon dan Desa Sumberagung, Kecamatan Sumbermajing Wetan.


Kades muda terpilih usianya di bawah 40 tahun. Pemuda bernama Muzayid salah satunya. Usianya masih 29 tahun, namun berhasil mengumpulkan 2.338 suara, mengungguli lawannya, Suratemin, 53, yang mengumpulkan 1.542 suara dalam Pilkades Sumberagung, Sumbermanjing Wetan.


Muzayid mengatakan bahwa Suratemin, lawannya merupakan orang yang sudah lama berada di pemerintahan desa dan dikenal oleh masyarakat.

“Tantangannya berat menjadi kepala desa sekarang. Tetapi saya bersyukur dipercaya warga,” ujarnya saat dihubungi, kemarin. Muzayid menuturkan, ia ingin menghadirkan pembaruan untuk Desa Sumberagung.


Untuk mengembangkan desa, dia mengaku banyak tantangan yang bakal dihadapi. “Tentunya butuh banyak adaptasi dan pembaruan yang akan saya terapkan juga perlu waktu. Saya juga berangkat dari luar pemerintahan. Namun, banyak terobosan yang akan saya terapkan di pemerintahan desa itu sendiri,” katanya.


Lebih lanjut dia mengatakan, Desa Sumberagung memerlukan peningkatan dalam banyak aspek. Oleh karena itu, ia mengusung semangat perubahan. Untuk mencapai tujuan itu, kata Muzayid, membutuhkan kedisiplinan serta sinergisme antara masyarakat serta aparat pemerintah desa dalam melaksanakan serta mewujudkan rencana pembangunan desa.


Terpilih kaum muda sebagai kades terpilih juga dibenarkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Malang, Eko Margianto.

“Memberikan motivasi tersendiri, mengingat regulasi aturan semakin ketat. Kondisi ini membutuhkan kapasitas pemimpin yang tanggap dan visioner untuk membangun desa,” ujar Eko terpisah. (tyo/mar/mpm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img