MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan Seminar Nasional Literasi Digital Sektor Pendidikan, Selasa (20/2) lalu. Kegiatan ini berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi. Bertempat di Aula Ki Hajar Dewantara Fakultas Ilmu Sosial (FIS).
Tema yang diangkat yaitu Peran Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan di Era Digital. Dengan harapan memberikan perspektif baru serta pemahaman tentang perubahan digital yang terjadi saat ini.
Acara Seminar ini juga dipublikasi melalui live streaming zoom-meet. Ilmu Komunikasi UM menghadirkan narasumber M. Salahuddien selaku Praktisi TIK, M. Yamin dan Indriyatno Banyumurti dari Pandu Digital Utama, serta Akhirul Aminulloh selaku Dosen Ilmu Komunikasi.
Penekanan pemaparan materi tentang empat pilar literasi digital yang tercangkup dalam budaya digital, kecakapan digital, keamanan digital, dan etik digital dilakukan. Materi dijelaskan secara holistik dan dijelaskan pula kemampuan kecakapan digital secara kompleks yang dapat dimiliki oleh mahasiswa.
Akhirul Aminulloh menjelaskan bahwa Post Truth dalam media sosial akan sangat berbahaya apalagi adanya algoritma yang dapat memberikan polarisasi di masyarakat. Salah satu tantangan post truth ternyata tidak bisa dianggap sepele. Sebab post truth merupakan suatu penolakan terhadap kebenaran dan menekankan pada emosi sebagai motivasi untuk bertindak.
“Perkembangan teknologi internet yang pesat telah memberdayakan masyarakat untuk secara bebas menyuarakan pikiran, perasaan, dan keyakinan pribadi mereka melalui berbagai platform media sosial yang secara tidak langsung media sosial tersebut hidup berdampingan dengan kita,” katanya.
Sementara itu, Indriyatno Banyumurti juga menjelaskan salah satu bentuk post truth, adalah hoaks. Tentunya kecakapan digital diperlukan sebagaimana dengan melakukan saring sebelum sharing sebagai bentuk upaya dalam memerangi hoaks. “Hal ini juga linier terhadap fungsi etika digital sebagaimana upaya dalam menurunkan intensitas hoaks,” ungkapnya.
Ketua Pelaksana Seminar Yuventya Prisca berharap mahasiswa Ilmu Komunikasi memahami empat pilar literasi digital yang sebelumnya tidak diketahui secara sistematis. Sehingga dalam seminar ini diharapkan mereka dapat menimba ilmu dan menjadikan bekal pengetahuan dan semakin bijak dalam menggunakan informasi.
“Karena setiap pengguna memiliki peran dalam menciptakan lingkungan digital yang aman, produktif, dan etis. Sehingga bukan hanya menjadi tanggung jawab individu tetapi menjadi tanggung jawab bersama dalam membentuk masa depan digital Indonesia yang lebih harmonis,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU dilakukan oleh perwakilan pejabat FIS dan Kominfo sebagai bentuk simbolisasi kerja sama. Hal ini merupakan bentuk konkrit bagaimana instansi pemerintahan memberikan kontribusi dan berkolaborasi terhadap institusi pendidikan. (imm)