MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Perkembangan dunia pendidikan di Malang Raya dalam beberapa tahun terakhir terpantau cukup pesat, khususnya tahun 2024. Di tengah persaingan dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang semakin ketat, justru beberapa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) berkembang. Bahkan beberapa mampu menaikkan level. Ada yang dari sekolah tinggi menjadi institut dan ada yang dari institut menjadi universitas.
Pakar dan Pemerhati Pendidikan, Prof. Dr. Dyah Sawitri, SE., M.Pd menilai fenomena tersebut sebagai sebuah kemajuan. PTN yang kian tak terbendung dalam membuka kuota Penerimaan mahasiswa barunya tidak membatasi ruang PTS untuk maju. “Perubahan bentuk itu bukti adanya kemajuan dan perkembangan. Ini patut kita banggakan,” katanya kepada Malang Posco Media, Jumat (27/12).
Menurutnya, PTS yang kini naik level dengan status atau nama perguruan tingginya adalah kampus yang sehat. Sehat secara kelembagaan, keuangan, bidang umum dan bidang hukum. Dari bidang hukum perguruan tinggi ini berdiri di atas tanah yayasan yang sah. Memiliki surat izin operasional dan pelaksanaan proses pendidikan.

Sedangkan dari bidang keuangan kondisi finansial kampus harus berkelanjutan. Maka universitas harus memiliki keuangan yang cukup minimal lima tahun kedepan sampai meluluskan. “Dan keuangan yang dikelola harus laporkan pada Akuntan Publik,” ungkapnya.
Mantan Rektor Universitas Gajayana Malang (Uniga) ini mengimbau agar pembina, pendiri atau pengelola kampus harus bisa mengembangkan badan bisnis. Atau yang disebut badan usaha non akademik. “Harapannya unit-unit bisnis yang dijalankan bisa menunjang kehidupan kampus,” tambahnya.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII ini berharap kampus-kampus yang kini telah mampu meningkatkan level menjadi institut dan universitas semakin dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan utama pendidikan. Terutama yang menjadi cita-cita bersama LLDIKTI Wilayah VII dengan perguruan tinggi. Yakni menghasilkan lulusan perguruan tinggi harus siap kerja dan pencetak kerja. Sehingga memiliki multiplayer effect. Karenanya, harus bisa mendesain kurikulum sesuai dengan kebutuhan saat ini sehingga lulusan yang dihasilkan dapat menyongsong Indonesia Emas di 2045. “Ini mimpi kami bersama di perguruan tinggi. Sekaligus menjadi pesan kami kepada semua perguruan tinggi yang telah naik level,” tuturnya.
Adapun beberapa kampus di Malang yang telah berubah nama di Tahun 2024, diantaranya Universitas Waskita Dharma Malang. Surat Keputusan perubahan nama ini diterima dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi di pekan awal Desember 2024 lalu, dengan Nomor: 24/A/O/2024.

Sebelumnya, kampus ini bernama Sekolah Tinggi Ilmi Sosial dan Ilmu Politik (STISOSPOL) Waskita Dharma Malang. “Ini bagian dari tekad besar kami untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Perubahan nama dari Stisospol menjadi Universitas Waskita Dharma juga menjadi bukti bahwa kami istiqamah dalam memuliakan majelis ilmu,” ucap Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Waskita Dharma Malang, Dr. Sigit Wahyudi, MM., M.AP.
Selain Waskita Dharma juga ada STIKES Kepanjen yang tahun ini berubah nama, menjadi Universitas Kepanjen. Berdasarkan Keputusan Mendikbud Ristek RI Nomer 503/E/O/2024, STIKES Kepanjen berubah bentuk menjadi Universitas Kepanjen.
Rektor Universitas Kepanjen Tri Nurhudi Sasono. S.Kep., Ns., M.Kep. usai dilantik dalam sambutannya mengaku bersyukur atas perubahan STIKES Kepanjen menjadi Universitas Kepanjen. Menurutnya, kunci dari sebuah perubahan adalah kerja sama yang baik.
“Semakin banyak Perguruan Tinggi, semangatnya bukan untuk bersaing, tapi berkolaborasi, dan kami siap berkolaborasi, khususnya dalam rangka mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan. Kami tidak bisa sendirian, butuh kolaborasi. Tugas kami mensinergikan antara dunia akademisi dengan dunia praktisi,” ucap Tri Nurhudi Sasono.
Perubahan nama ini menjadi konsekuensi bagi pihak kampus untuk menambah program studi dan fakultasnya. Minimal ada tiga fakultas. Di Universitas Waskita Dharma kini memiliki satu Program Studi Magister Administrasi Publik (S2) dan enam Program Studi Sarjana (S1) dari tiga fakultas. Yakni Fakultas Administrasi dan Bisnis, memiliki Prodi Ilmu Administrasi Publik dan Prodi Bisnis Digital. Fakultas Pertanian dan Peternakan memiliki Prodi Ilmu Pertanian dan Prodi Peternakan. Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Komputer, memiliki Prodi Kimia dan Prodi Teknologi Informasi.
Sebelumnya, juga ada Politeknik Kesehatan RS. dr. Soepraoen Malang, yang kini menjadi Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITSK) RS. dr. Soepraoen Malang. Dan juga Institut Keguguran dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo menjadi Universitas Insan Budi Utomo. (imm/hud/udi)
-Advertisement-.