MALANG POSCO MEDIA- Ratusan pelaku UMKM yang berjejer di gang-gang Kampung Cempluk Festival ketiban berkah. Pendapatan mereka mampu tembus Rp 2,5 juta hingga hari keempat acara, Kamis (9/10) kemarin. Para pelaku UMKM juga mengaku bila berjualan di event -event seperti Kampung Cempluk Festival yang berada di Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang mampu mendongkrak pendapatan.
Ika Purwanti, pelaku UMKM tampak sibuk menata dagangannya untuk memulai berjualan sekitar pukul 15.00 WIB. Ia lebih banyak menjual aneka jenis minuman, seperti teh tarik, teh racik, es kopi, dan green tea. Sejak hari pertama dibukanya event Kampung Cempluk Festival, para pengunjung telah memadati stan-stan UMKM dengan beragam menu makanan dan minuman, mulai dari tradisional hingga modern. “Pendapatan saya kalau dihitung sejak hari pertama sekitar Rp 2,5 juta,” ujar Ika kepada Malang Posco Media, Kamis (9/10) kemarin.
Ia menjual 400 gelas minuman per hari dan bisa terjual sampai 250 gelas. Setelah terjual, Ika kemudian kembali melakukan refill atau menambah stok minuman. Perempuan berusia 46 tersebut memproduksi sendiri. Harga jual minumannya per gelas rata-rata Rp 6 ribu. Pengunjung yang datang berasal dari kalangan mahasiswa dan masyarakat sekitar. Adapula dari luar Desa Kalisongo.
Lokasi acara Kampung Cempluk Festival termasuk berada di wilayah rumah kos mahasiswa. Pelaku UMKM selesai berjualan pada pukul 22.00 WIB. “Ada hiburan seperti di event Kampung Cempluk ini pasti pendapatan naik. Jadi event ini mendukung UMKM,” tambah Ika seraya menyampaikan, meskipun hujan pada hari kedua, namun pembeli tetap ada.
Pedagang UMKM lainnya, Ika Dewi mengakui bila jualannya berupa kebab dan burger banyak dibeli oleh kalangan mahasiswa dan masyarakat sekitar. Ia menjual dengan harga Rp 10 ribu. Dewi mulai berjualan mulai pukul 16.00 WIB sampai selesai pukul 22.00 WIB. Pada hari pertama event Kampung Cempluk Festival, Dewi mengaku mendapat sekitar Rp 300 ribu dari penjualan makanan. “Sedangkan selama tiga hari, pendapatan saya sekitar Rp 1,2 juta. Kalau hari ini (kemarin, red.) belum terhitung,” kata pedagang asal Jalan Kiai Tamin, Kota Malang, tersebut.
Ia menyewa stan jualan Rp 700 ribu selama enam hari event Kampung Cempluk Festival digelar. Biasanya, Dewi berjualan di pasar malam dekat Pasar Besar Kota Malang. Namun, pengunjung ramainya hanya di Sabtu dan Minggu saja. “Kalau pasar malam kan ramainya Sabtu Minggu. Dapatnya sekitar Rp 1 juta. Kalau hari biasa sekitar Rp 300 ribu,” lanjut perempuan berusia 28 tahun ini.
Ia menambahkan, bila dirinya kerap berjualan di tempat event-event. “Kalau pasar malam sepi, saya keluar berjualan ke event,” tandasnya.
Acara Kampung Cempluk Festival 2025 dimulai tanggal 6 sampai 11 Oktober mendatang. Acara diisi dengan berbagai penampilan seni budaya. “UMKM jumlahnya seratus lebih,” kata Ketua Pelaksana (Ketupel) Kampung Cempluk Festival Fery Hartanto, ditemui pada saat pembukaan acara.
Selain melalui event, pihaknya juga memberdayakan UMKM setempat melalui media sosial (Medsos). Yang menjadi kendala saat ini kurangnya edukasi kepada pelaku UMKM. “Kami mengutamakan warga lokal dan perlu diedukasi agar mau berjaualan di sini,” pungkas Fery. (den/udi)