.
Friday, December 13, 2024

127 Aremania Meninggal Dunia

Kanjuruhan Berduka

Berita Lainnya

Berita Terbaru


MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Innalillahiwainnailaihirojiun. Bumi Arema berduka. 127 Aremania menjadi korban kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Sabtu (1/10) malam, pascalaga Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Laga yang berkesudahan 2-3 untuk kemenangan tim tamu, harus berlanjut dengan jatuhnya banyak korban.

Kerusuhan terjadi begitu laga usai. Ketika pemain masih tertunduk lesu di lapangan, satu per satu Aremania melewati pagar tribun dan masuk ke lapangan. Dalam waktu yang singkat, area lapangan sudah penuh dengan asap.

Mulai dari asap flare hingga akhirnya tembakan gas air mata dilepaskan petugas dari kepolisian. Hal ini membuat Aremania semakin tak terkontrol, mereka berusaha menyelamatkan diri dari gas air mata.

Tak pelak, banyak Aremania terinjak-injak dan keadaan rusuh tak terhindarkan. Beberapa menit kemudian, korban mulai berjatuhan. Aremania berusaha menyelamatkan diri, juga mempedulikan kawan-kawannya yang sudah tak berdaya.

Aremania berteriak-teriak, meminta tolong. “Medis-medis,” teriak Aremania.

“Tolong-tolong. Koncoku wes mati temanku sudah meninggal,” teriak Aremania lainnya.

Suasana lorong VIP pun menjadi tempat penanganan darurat. Juga jadi tempat meletakkan korban, yang sudah tak bernyawa.

Yuli Sumpil sempat melihat beberapa korban meninggal. Ia tak kuasa menahan tangis. Yuli Sumpil.

“Ya Allah rek,” teriak Yuli sembari terisak. Ia tak bisa banyak berkata-kata lagi. Kondisi yang sama juga terjadi pada Aremania. Banyak yang histeris.

127 Aremania menjadi korban. Ada yang berada di musala, di depan pintu VVIP dan juga di depan ruang ganti pemain. Delapan di ruang ganti, 15 di musala, dan 13 di sekitar lorong. Korban baik yang meninggal maupun dalam kondisi kritis, dilarikan ke rumah sakit terdekat. Suara sirine ambulance juga terus terdengar, membawa korban menuju rumah sakit terdekat di Kepanjen.

Ada korban dari pihak kepolisian, dua orang meninggal dunia. Yaitu Brigadir Andik dan Briptu Fajar (Polres Trenggalek)

Sementara itu, kejadian kemarin disesalkan Aremania. Febrian, Aremania asal Pisang Candi yang datang bersama anaknya menceritakan kronologis kejadian dan upayanya menyelamatkan diri.

Padahal, Aremania yang turun ke lapangan belum tentu melakukan kerusuhan. “Benar kami kecewa. Tapi, mereka itu biasanya lari ke lapangan, ingin menyampaikan suaranya. Bahkan banyak yang terlihat minta foto,” kata dia.

Akan tetapi, petugas responsif dengan menembakkan gas air mata. Hasilnya, kerusuhan tak terhindarkan.

“Ya mereka berusaha menyelamatkan diri, malah sesak nafas dan terinjak-injak,” tambahnya.

Malahan, tak cukup sampai di situ, tembakan gas air mata juga terjadi di luar lapangan. “Tadi saya mau keluar, sudah di area depan. Tapi ada tembakan juga di luar,” tuturnya.

Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat sampai pukul 01.30 masih belum bisa dikonfirmasi terkait korban dan penanganannya. Begitu pula Panpel Arema FC, masih bahu-membahu menangani para korban. (ley/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img