.
Sunday, December 15, 2024

Kanjuruhan Sepi, Bukan Simulasi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Bersyukur itu wajib. Lega juga boleh. Tapi besar kapala, janganlah. Kemenangan 4-2 Arema FC atas Rans Nusantara FC dalam pertandingan lanjutan Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Rabu (24/8) sore itu jangan bikin puas diri.

                Meski raih kemenangan, jujur saya menilai, permainan Arema FC belum pada performa terbaiknya. Ya, kalau boleh saya katakan, lawannya yang tak sebanding. Bahkan saya kaget juga melihat permainan Rans yang dengan ‘mudahnya’ dibobol empat gol.

                Lebih dari itu, kita tahu semua, bagaimana penampilan Jayus dkk yang naik turun. Usai menang, bisa jadi laga berikutnya main buruk. Atau sebaliknya. Lihat saja, usai menang 2-1 di kandang Bali United, Singo Edan tampil melempem saat lawan PSM Makassar, kalah 0-1.

                Begitu juga di laga home sebelumnya, usai menang 2-1 dari PSIS Semarang, berikutnya Arema FC malah ditahan PSS Sleman imbang 0-0. Inilah permainan Arema di bawah asuhan Eduardo Almeida. Tidak konsisten sejak awal kompetisi musim ini digulirkan.

                Beberapa laga, tampil kurang greget, bikin Aremania gregetan. Tagar Almeida out pun beberapa kali jadi trending topic. Bahkan dari kemenangan Arema atas Rans itu, sebagian Aremania  masih belum sepenuhnya yakin dengan permainan Singo Edan yang masih kebobolan dua gol.

“Babak kedua saya ingatkan pentingnya disiplin. Berjalan, tapi kami kecurian lagi dari skema yang tidak berbahaya menurut saya,” ujar Pelatih Rans Nusantara FC Rahmad Darmawan. Kalimat RD ini seolah ingin menilai gol Arema itu tercipta karena keberuntungan. Bukan dari skema yang baik.

“Gak ada kekagetan di situasi itu (kebobolan tiga gol). Apa yang kami sampaikan ke pemain sudah pas. Dua midfielder ketemu  dua midfielder, empat attacker ketemu empat defender. Cuma anak-anak menggebu-gebu ketika longgar terlalu memaksakan pressure dan momen di belakang belum siap,” lanjutnya.

Rasanya ini juga jadi alasan untuk Arema tidak berpuas dulu. Meski secara khusus saya memberi apresiasi dengan perubahan formasi Arema FC di pertandingan tersebut. Pelatih Almeida tak lagi terpaku dengan formasi yang sebelumnya disebut-sebut the winning team.

Ada beberapa perubahan komposisi pemain yang diturunkan tim Arema lawan Rans. Tiga pemain yang biasanya tampil dari bangku cadangan, yaitu Arkhan Fikri, Achmad Figo Ramadani, dan Ilham Udin Armaiyn, kali ini dipercaya masuk dalam starting line up.

Figo menggantikan Rizky Dwi Febrianto tampil di menit-menit akhir pertandingan. Arkhan Fikri menempati posisi yang kerap ditempat Gian Zola sebagai playamker, di belakang Abel Camara. Sedangkan Ilham Udin bermain sejak awal, menggantikan peran Adam Alis Setyano.

Apa pun alasan pelatih Almeida, ada warna berbeda dari tampilnya tiga pemain ini. Meski juga belum bisa digaransi bakal jadi formasi andalan Arema. Maklum, tim ini seringnya tampil angin-anginnya. Meski Almeida membantah, kalau timnya dikatakan tidak konsisten.

“Formasi ini hasil dari latihan tiap hari, kami juga kondisikan sesuai lawan dihadapi, pemain harus siap, kapan pun diturunkan, semua harus siap saat ditunjuk untuk main,” demikian Eduardo Almeida menyampaikan alasan perubahan formasi itu.

Baguslah. Setidaknya pada laga itu, Arema sukses raih kemenangan. Sayangnya, kemenangan itu ‘tanpa’ kehadiran Aremania di Stadion Kanjuruhan. Tepatnya sepi penonton. Hanya ada 3.077 tiket yang terjual di pertandingan sore hari itu.  Banyak faktor yang membuat laga itu sepi.

Pastinya itu bukan simulasi dari aksi Aremania mogok nonton pertandingan Arema. Memang lagi sepi, karena pertandingannya digelar sore, pada hari efektif kerja. Faktor yang utama, Aremania memilih laga home Arema berikutnya, menjamu Persija, Minggu (28/8) lusa.

Kalau faktor lainnya, menurut saya karena performa tim Arema yang tidak konsisten, Khususnya dari kekalahan lawan PSM yang saat itu sebenarnya menurunkan sebagian pemain cadangannya. Kebetulan setelah lawan PSM itu, Arema lanjut laga home, ya sepi.

Sekali lagi, itu juga bukan simulasi karena Arema menjalani sanksi Komdis, terkait aksi Aremania menyalakan flare. Semata-mata karena sepi. Tapi entahlah jika  performa Arema  tak ada perbaikan, atau kalah lagi. Mungkin, Aremania benar-benar bakal bikin Kanjuruhan sepi. Mungkin Aremania akan menyalakan flare agar disanksi. Aremania tak boleh hadir di stadion. Mungkin. (*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img