MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Mengantisipasi terjadinya kebakaran, manajemen Malang Town Square (Matos) mengajak para karyawan dengan menggandeng Petugas Pemadam Kebakaran Kota Malang melakukan simulasi pemadaman Api. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (17/5) kemarin, diikuti oleh lebih dari seratus karyawan dan pemilik tenant yang berlokasi di halaman parkir Timur.
Operation Manager Matos, hendry Arista Saputra menjelaskan simulasi tersebut sangat penting untuk dilakukan dan diketahui oleh karyawan maupun tenat. Tujuannya tidak lain agar semua personel dapat siap siaga dan tanggap ketika terjadi bencana kebakaran,
“Ini menjadi langkah antisipasi yang dilakukan oleh kami. Meskipun Matos sebenarnya sudah diasuransikan all risk, namun pembekalan kepada semua persone mengenai tanggap bahaya kebakaran itu penting,” jelasnya.
Dilanjutnya, Matos sudah mengkondisikan alat-alat secara baik. APAR tidak ada yang expired semua all schedule didukung dengan tekanan pressure hidran yang sudah mumpuni. Pemberian pelatihan kepada SDM penting dilakukan agar siap dan tanggap.
“APAR di setiap 15 meter harus disediakan, Standar Nasionalnya seperti itu. Jadi sudah tersebar di semua lantai,” ungkapnya
Matos sudah dilengkapi dengan ratusan APAR dan Hidran yang jumlahnya lebih dari ratusan dan tersebar di setiap lantai, mulai dari lantai dasar hingga lantai atas. Hendry mengungkapkan kegiatan simulasi tersebut merupakan kegiatan rutin yang sering diselenggarakan oleh Matos.
“Kegiatan ini dilakukan dua kali selama satu tahun atau per semester. Ini sangat berguna bagi para karyawan maupun tenat, sehingga mereka bisa sigap ketika terjadi bencana yang tidak diinginkan,” terangnya.
Selain itu, terdapat juga jalur evakuasi dan titik kumpul. Terdapat dua titik kumpul yang dibuat, yakni titik center poin yang ada di depan pintu masuk serta parkir bagian timur. Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut cukup antusias, secara bergantian menggunakan alat yang sudah disediakan.
“Kalau penanganan, pakai yang goni itu konvensional, jika tidak ada APAR di jarak terdekat. Itu penanganan awal. Karena terkadang titik kejadian jauh dari APAR, jadi bisa memakai alat konvensional seperti karung goni kemudian disusul yang lain mencari APAR di jarak terdekat,” tandasnya. (adm/aim)