MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) yang menyerang ternak, utamanya hewan sapi, terus mengalami kenaikan di Kota Malang. Hanya beberapa pekan saja, kasus PMK ini sudah mencapai ratusan kasus. Padahal pada awal Mei kemarin, Kota Malang belum menemukan kasus positif PMK sementara daerah lainnya sudah melaporkannya.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang drh. Anton Pramujiono menyebut pihaknya terus melakukan surveilence dan pengobatan terhadap seluruh hewan yang terindikasi PMK.
“Update data sampai dengan tanggal 26 Mei 2022 total kasus adalah 164 kasus. Kita sudah lakukan pengobatannya,” ungkap Anton kepada Malang Posco Media, Kamis (26/5) kemarin.
Wabah PMK di Kota Malang ini banyak menyebar. Yakni Purwantoro Kedungkandang, Sukun dan Blimbing. Untuk penyumbang kasus PMK terbanyak yakni berasal dari Purwantoro Kecamatan Blimbing karena terdapat sentra industri tempe Sanan yang banyak ditemukan peternakan sapi. Untuk meminimalisir penyebaran PMK, pihaknya meminta agar sapi yang terindikasi terpapar untuk dipisahkan.
“Dari liur, kotoran, kencingnya juga bisa menularkan. Terutama yang bekas luka di bagian kuku itu banyak virusnya. Udara juga bisa,” jelas Anton.
Dikatakan Anton, sejak awal pihaknya sudah melakukan langkah cepat melakukan penanganan PMK. Hingga saat ini 9 ekor sapi yang sebelumnya dinyatakan positif PMK telah sepenuhnya sembuh. Kini menyisakan 164 kasus yang masih aktif.
“Rincian data dari 191 kasus awal itu, 1 ekor mati, lalu 17 ekor dipotong dan 9 ekor sembuh,” rinci Anton.
Anton mengatakan, untuk saat ini langkah yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pengobatan secara cepat. Selain itu pihaknya terus menggencarkan edukasi agar peternak segera melakukan disinfeksi apabila ditemukan adanya indikasi paparan PMK.
“Saya berharap agar peternak tetap menjaga kesehatan ternaknya. Menjaga kebersihan kandang dengan menyemprot desinfektan, menambah kekuatan atau stamina ternak dan agar tidak mendatangkan atau memasukkan ternak baru ke kandangnya sehingga tidak tertular PMK,” pesannya.
Salah satu peternak, Mulyono mengatakan imbas dari adanya paparan PMK itu pihaknya bakal menjual sapinya dengan harga yang lebih murah. Bahkan penurunan harganya hingga 25 persen
“Sudah mulai dua minggu lalu (ada penyakit itu). Supaya tidak rugi kita jual dengan harga yang lebih murah. Kita jual secepatnya agar tidak keduluan mati,” tandasnya. (ian/jon)