MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang tengah menyiapkan 57 kelurahan di Kota Malang menjadi Kelurahan Tangguh Bencana (Katana). Sudah ada 52 kelurahan yang terbentuk, tersisa lima kelurahan yang secara bertahap dibentuk. Tahun ini, ditargetkan seluruh kelurahan yang ada di Kota Malang bisa secara resmi terbentuk Katana.
“Tahun ini kita kejar pembentukannya, karena seluruh kelurahan dan warga di dalamnya penting sekali untuk mengetahui potensi ancaman bencana di wilayahnya masing-masing. Sehingga dapat dilakukan mitigasi bencana,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Malang Prayitno kepada Malang Posco Media, kemarin.
Di awal tahun ini menurutnya, dua kelurahan tangguh telah terbentuk di Kelurahan Lesanpuro dan Kelurahan Tasikmadu. Secara bertahap kelurahan lainnya akan juga dibentuk.
Ia menjelaskan, Kelurahan Tangguh Bencana merupakan program pemerintah yang ditujukan untuk mengantisipasi risiko bencana. Yakni risiko menyangkut korban jiwa maupun material dengan melibatkan masyarakat tiap wilayah kelurahan.
Pembinaan, sosialisasi mitigasi bencana hingga pendampingan dilakukan dengan intens hingga bisa terbentuk tim di tingkat kelurahan untuk kesiapsiagaan bencana.
“Tim-tim ini dibentuk mulai dari perangkat wilayahnya, ketua-ketua RT/RW, melibatkan juga jajaran samping. Mereka kita latih untuk melakukan pemetaan wilayah di masing-masing kelurahannya yang rawan terjadi bencana. Jenis bencananya apa saja, dimana secara detail, kondisinya juga disampaikan rutin,” jelasnya.
Mantan camat Kedungkandang ini menyampaikan pula, saat ini kondisi cuaca Kota Malang kerap mengalami kondisi esktrem. Disinilah, peran tim tangguh bencana di tiap kelurahan sangat besar. Dan sejak kelurahan tangguh dibentuk pihaknya merasa sangat terbantu dengan gerak cepat tim tangguh di tiap kelurahan.
Jika hujan atau cuaca mulai tidak bersahabat, pihaknya akan segera menginformasikan pergerakan/prediksi cuaca ke seluruh tim kelurahan tangguh. Dan meminta laporan kondisi setiap menit.
“Jika ada potensi bencana terjadi, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan. Teman-teman di Kampung Warna-Warni Jodipan (KWJ) misalnya, batas debit air membahayakan mereka sudah paham. Jika batasnya melebihi, warga yang rawan pasti sudah pindah atau mengungsi dulu. Nanti teman-teman BPBD cek juga ke lapangan. Ini pentingnya kesiapan ketangguhan bencana,” tandasnya.(ica/aim)