spot_img
Friday, October 18, 2024
spot_img

Kayutangan Sepi, Soehat Ramai

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Ada Tour Macito hingga Tutup Akses Weekend Kayutangan

Mulai Sore Dilarang Jual Takjil di Badan Jalan

MALANG POSCO MEDIA- Pasar takjil sekaligus lokasi ngabuburit di Kota Malang sepi ramai. Di Koridor Kayutangan Heritage misalnya sepi, Minggu (3/4) kemarin. Berbeda dengan kawasan lain seperti Jalan Soekarno Hatta (Soehat) langsung ramai berjualan takjil. (baca grafis)

- Advertisement -

Kondisi Koridor Kayutangan Heritage di luar prediksi. Pemkot Malang dan Polresta Malang Kota (Makota) bahkan sudah berlakukan rekayasa arus lalin. Tiap persimpangan jalan di sekitar Kayutangan pun di tutup dan dilakukan pengalihan arus lalin. Tapi tak banyak warga yang ngabuburit. Begitu juga penjual takjil tak ramai.

Di kawasan ikonik Kota Malang itu hanya ada beberapa stan yang berjualan takjil. Sebagian besar masyarakat justru menghabiskan waktu ngabuburitnya dengan  tour Bus Macito dan juga menikmati sajian musik di Kayutangan.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Heru Mulyono mengatakan, rekayasa arus lalin dilakukan agar masyarakat bisa ngabuburit di Kayutangan.

“Kita tindaklanjuti dengan rekayasa seperti ini. Dari arah utara (Jalan Jaksa Agung Suprapto/Kantor PLN) kita belokkan ke arah Jalan Semeru maupun ke kiri Jalan Kahuripan. Silakan (kegiatannya apa), yang penting tugas Dishub dan Satlantas Polresta Malang melakukan pengaturan lalu lintas,” jelasnya.  

Heru mengatakan penutupan Jalan Basuki Rahmat dilakukan ketika akhir pekan saja. Yakni Sabtu dan Minggu, mulai pukul 15.30 sampai 18.00 selama Bulan Ramadan.

“Selama operasi sampai 18.00 di sini tidak ada kendaraan yang masuk. Alternatif seperti ini, kedua satu arah. Tapi kalau satu arah, kemacetan terjadi di tengah,” lanjutnya.

Salah satu pilihan masyarakat adalah berkeliling dengan Bus Macito. Mulai dari Taman Wisata Rakyat (Tawira) lalu mengitari Alun-Alun Tugu kemudian menuju Jalan Kahuripan, kemudian menuju Kayutangan Heritage.

Di Kayutangan Heritage Macito berhenti sejenak hingga masyarakat antusias ingin naik. Tak hanya anak kecil, banyak orang dewasa antre naik Macito.

Dari Kayutangan Heritage lalu berlanjut ke Jalan Majapahit dan selesai  lagi di Tawira. Operasional Macito hanya dimulai pukul 15.00 hingga 18.00.

Saking antusiasnya, banyak masyarakat yang menunggu di beberapa lokasi di Kayutangan. Untuk saat ini, kata Heru, pihaknya belum melarang

“Tidak apa-apa, itu kan bagian dari warga Kayutangan ingin menikmati dulu. Lama-lama kita akan atur,” sambunganya.

Selain naik Bus Macito, sebagian masyarakat menghabiskan waktu ngabuburit menikmati musik hadrah. Di hari pertama, ada dua titik yang menampilkan sajian musik. Yakni di Singage Kayutangan dan di depan kantor BNI.

“Kita mendata seni hadrah yang ada di kampung kelurahan-kelurahan setelah mereka menyerahkan nama kita hubungi untuk tampil. Jadi kita tampilkan seni hadrah dari kelurahan. Sebetulnya hari ini ada tiga tapi ada dua yang tampil. Musik etnik dan religi,” jelas Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni.

Sajian musik di Kayutangan Heritage hanya diadakan saat akhir pekan. Hari pertama kemarin kata Ida, memang belum ramai. “Belum (ramai), kan baru. Lihat mungkin minggu depan, mungkin baru ramai,” kata mantan Kabid Pariwisata ini.

Kasi Operasi Satpol PP Kota Malang Anton Viera menjelaskan, di hari pertama di Kota Malang  setidaknya ada empat lokasi pasar takjil yang ramai dikunjungi masyarakat.

“Sesuai hasil pantauan di lapangan ada beberapa titik yang cukup ramai” kata dia. Antara lain Jalan Surabaya, Jalan Soehat, Jalan Muharto dan  Jalan Sulfat. “Itu lokasi yang paling ramai dikunjungi masyarakat yang ingin beli takjil,” sambung Anton.

Ia melanjutkan, sesuai SE wali kota No 18/2022 tentang Pelaksanaan Kegiatan di Bulan Ramadan dan Idul Fitri 1443 H, pelaku usaha atau masyarakat yang berjualan takjil atau membagikan takjil gratis dilarang dilakukan di badan jalan. Sementara pihaknya hanya memberi teguran dan imbauan terhadap pelanggaran yang ditemukan.

“Tadi di Jalan Soehat dan ada pelanggaran ya itu masih jualan di badan jalan. Kami himbau dan berkordinasi dengan kordinator PKL agar mulai besok di tata ulang. Sehingga tidak berjualan di badan jalan. Itu saja,” tegasnya.

Seperti di sepanjang Jalan Soehat tepatnya di depan Taman Krida Budaya Jawa Timur (TKBJ) dan di Jalan Sulfat. Penjual dan pembeli memadati kawasan itu. Mereka mulai memadati area tersebut sejak pukul 15.00.

“Kalau puasa begini semakin mendekati waktu magrib akan semakin padat. Sekitar pukul 17.00 semakin ramai, sepertinya ini sudah mulai ramai dibanding tahun sebelumnya saat pandemi,” ungkap penjual Es Degan di depan TKBJ, Muhammad Yusuf.

Pria 42 tahun itu mengatakan, peningkatan pengunjung diduga dipengaruhi tren pandemi Covid-19 yang terus menurun. Sehingga masyarakat lebih tenang berburu menu berbuka puasa.

“Memang sempat sepi waktu pandemi, dan ini sudah mulai ramai lagi. Semoga tetap aman, sehingga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi pelaku usaha kecil yang berdagang di pasar takjil,” terang pria yang sudah berjualan di lokasi tersebut tahun  2003 itu. (ian/rex/van)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img