.
Friday, November 8, 2024

Kayutangan Street Style Tuai Pro dan Kontra Tiru Citayem Fashion Week

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- MALANG- Malam pukul 19.00 WIB, Jumat (22/7) nanti Koridor Kayutangan Kota Malang akan menjadi “fashion runway” gerakan Kayutangan Street Style. Terinspirasi dari aksi Citayem Fashion Week yang belakangan viral, sekumpulan pecinta fashion hendak melakukan aksi yang sama.

Sayangnya, belum dimulai, gerakan ini menuai pro dan kontra yang membuat diskusi di platform media sosial. Warganet menyayangkan diadakannya aksi tersebut sebagai aksi “ikut-ikutan” yang tidak memilki manfaat penting.

- Advertisement -

Beberapa mengungkapkan kekhawatiran gerakan fashion street ini akan menimbulkan dampak negatif. Seperti menganggu lalulintas kendaraan dan membuat kawasan Kayutangan kotor atau tidak teratur.

“Iya. Itu gerakan apa kok jadi kayak citayem. Ini kan Malang. Janganlah di jalan dan sebagainya disana semakin ramai bisa ganggu lalu lintas,” jelas Renita Angelina, salah satu warga Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

Salah satu politikus Kota Malang, Laily Fitriyah Liza Min Nelly ikut mengkritisi gerakan tersebut. Ia mengungkapkan gerakan fashion street kayutangan meniru aksi daerah lain. Dan tidak mencerminkan kreativitas warga Kota Malang.

“Kalau gak niru ga bisa ya? Malang punya banyak potensi. Kaya budaya, ragam gaya kenapa harus niru itu? Kapan kita mau jadi trendsetter kalau terus menerus jadi follower? Malang gudangnya anak-anak kreatif,” tegas Nelly.

Terkait hal ini salah satu penggagas gerakan, Belinda Ameliyah gerakan tersebut bukanlah event fashion atau fashion show.

“Kami hanya bergaya, berkumpul, nongkrong dan ngobrol soal trend fashion di Malang, sekaligus ingin memantik masyarakat agar bisa menjadikannya sebagai culture trend di kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

“Ini akan menjadi sesuatu yang organik. Sebab, sampai saat ini, hanya dari promosi melalui media sosial saja, banyak pihak yang antusias mendukung dan jumlahnya melebihi ekspektsi kami,” lanjut Belinda.

Menambahkan salah satu penggagas gerakan, Reza Wu juga mengajak warganet yang kontra dengan gerakan ini untuk hadir dan menyaksikan secara langsung agara asumsi yang sejauh ini beredar tidak sepenuhnya benar.

“Banyak yang menganggab ini acara alay, latah atau unfaedah, monggo datang sendiri dan lihat bagaimana cara kami mengepresiasi style seseorang. Tanpa rusuh, tanpa mengganggu lalu lintas dan saling menghormati,” pungkas Reza. (ica/jon)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img