MALANG POSCO MEDIA– Selalu ada cerita dari Kayutangan Heritage. Setelah warga menolak rencana arus lalu lintas (lalin) satu arah, kini
viral di jagat maya tiang listrik dan Telkom menutup akses penyeberangan di kawasan Kayutangan. Akibatnyat tak ramah pejalan kaki.
Setidaknya ada sembilan tiang listrik dan Telkom. Letaknya di salah satu sudut Rajabali. Posisinya berjejer menutupi akses penyeberangan jalan atau zebracross. Bukan hanya satu, tapi sembilan tiang listrik.
“Kalau orang kita sih mungkin sudah terbiasa menyeberang di mana saja ya, tapi kalau turis, bule-bule itu kan mesti lewat zebracross,” celetuk seorang warga, Chamdani, kepada Malang Posco Media, Selasa (27/12) kemarin.
Akibatnya menurunkan citra dan keindahan Kayutangan yang kini sedang dipercantik Pemkot Malang. Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Dandung Julhardjanto mengatakan pihaknya segera melakukan evaluasi.
Selain itu berkoordinasi dengan pihak terkait, pemilik tiang listrik tersebut untuk ditata. Dandung belum mengetahui persis pemilik tiang tersebut.
“Kami koordinasikan dengan pemilik tiang, itu kayaknya milik PLN dan Telkom,” katanya kepada Malang Posco Media, kemarin.
Menurut Dandung bisa ditata seiring dengan rencana penataan kabel listrik di sepanjang koridor Kayutangan. Ia telah menyiapkan skema ducting atau instalasi bawah tanah. Yakni di sepanjang pedestrian Kayutangan. Hal ini juga perlu dikoordinasikan kepada para pemilik tiang tersebut
“Kalau PJU (penerangan jalan umum) bisa langsung kita pindah, tapi kalau provider, mereka tentu punya perhitungan-perhitungan sendiri. Akan kita koordinasikan,” jelas Dandung.
Dikatakannya sosialisasi penataan kabel dengan ducting sudah dilakukan. Yakni melalui forum tersendiri yang terdapat banyak provider di dalamnya.
“Ducting sudah ada, kita akan minta untuk segera menurunkan. Nanti setelah koridor tiga selesai, di tahun depan diharapkan bisa (penataan kabel),” sambungnya.
Manajer PLN UP3 Malang Miftachul Farqi Faris mengakui di antara sembilan tiang listrik yang viral itu memang salah satunya milik PLN. Namun tiang lainnya ia kurang memahami kepemilikannya.
“Tiang utilitas kami hanya satu, yaitu tiang yang ada di tengah itu. Kalau lainnya sepertinya milik provider,” sebutnya.
Dikatakan Faris, sapaannya, sebetulnya sudah memiliki rencana melakukan penataan. Yakni mengikuti ducting. Sehingga ia tentunya setuju bila dilakukan pemindahan meski memang diakui Faris pihaknya masih terkendala anggaran. Hal ini juga sudah disampaikannya kepada Pemkot Malang.
“Kalaupun mau dipindahkan, kami harus melakukan penggalian tersendiri dan itu kemungkinan merusak trotoar yang sudah ada,” sebutnya.
Sementara General Manajer (GM) Witel Telkom Malang, Sonny Hidayat juga siap memindahkan tiang. Rencananya ia akan mengikuti pemindahan tiang itu ketika penataan kabel yang dilakukan Pemkot Malang.
“Pemindahan jaringan bawah tanah sedang proses. Proyeknya sudah intens, mungkin ada dua punya Telkom yang dijadwalkan akan secepatnya di lepas,” ungkap Sonny.
Ia memahami permasalahan yang saat ini menjadi perbincangan masyarakat tersebut. Karena itu dia mengharapkan agar ducting bisa segera terwujud. Ia juga mengakui sudah terlalu banyak tiang juga kabel di lokasi tersebut dan mengganggu pemandangan.
“Telkom juga inginnya cepat menurunkan kabel. Tinggal tunggu kesepakatan jadwal saja, karena kalau mau diturunkan harus tersedia jalur bawah tanah,” pungkasnya. (ian/van)