MALANG POSCO MEDIA – Siapa yang kalau orang tuanya ada dinas luar kota terus anggota keluarganya ikutan “ngintil” liburan? Karena mumpung hotel dibayari kantor nih. Zirco dan suami dulu pernah ikut liburan ke Bali saat kebetulan saya ada conference di Bali tahun 2018. Sekarang akhirnya DoubleZ bisa keturutan ikut papi kerja keluar Portugal untuk pertama kalinya setelah resmi punya kartu residen Portugal. Kira-kira destinasi pertama apa yang dikunjungi oleh DoubleZ setelah tiba di Swiss?
Perjalanan luar biasa ini dimulai dengan berangkat dari rumah sekitar jam 5 pagi menuju Aeroporto de Lisboa. Dengan jarak 25 km dan waktu tempuh 30 menit, cukup untuk mengejar keberangkatan pesawat jam 7.40 WET (Western European Time). Membawa 2 koper besar, 3 tas ransel, dan 1 tas wanita tidak begitu merepotkan. DoubleZ sudah bisa membawa tas ranselnya sendiri-sendiri yang hanya berisi air minum, cemilan, dan mainan.
Proses check-in tergolong sangat kids friendly. Dengan menggunakan maskapai TAP Air Portugal semuanya serba self-checking. Dari print boarding pass, print baggage tag, memasukkan koper ke mesin tray, dan langsung masuk deh. Semua tanpa bantuan pegawai bandara. Mereka hanya standby disekitar area untuk memberi bantuan kepada yang membutuhkan. Proses pengecekan barang bawaan ke pesawat dan identitas paspor juga sangat cepat. Mengapa bisa? Karena membawa anak-anak. Tersedia jalur khusus sehingga tidak perlu mengikuti antrian panjang.
Masih ada 1 jam sebelum boarding time, maka kesempatan DoubleZ untuk sarapan terlebih dahulu. Sudah bekal hotdog buatan sendiri dan nugget ayam. Dirumah belum sempat sarapan, bangun tidur langsung mandi dan siap-siap. Alhamdulillah mereka bangun jam 4.30 tanpa rewel dan menangis. Bahkan Zygmund sudah sangat excited beberapa hari sebelumnya karena ini pertama kalinya dia mengenal airport. Ingatan sewaktu bayi pernah naik bisnis class penerbangan Indonesia – Swiss jelas tidak ada. Hahaha.
Penerbangan Lisbon – Portugal ke Geneva – Swiss memakan waktu 2,5 jam dengan selisih waktu 1 jam lebih cepat di Swiss. Memilih landing di Geneva daripada Zurich karena Lausanne sangat dekat dengan Geneva, hanya 1 jam naik kereta. Sedangkan Zurich – Lausanne memakan waktu 2 jam. Sebelum mengikuti jadwal papi Fariz rapat di Lausanne, kami menghabiskan waktu 3 hari 2 malam menginap di Geneva.
Landing di Geneva langsung menuju ke hotel untuk meletakkan koper dan sebagian barang anak-anak. Meskipun kamar belum siap, tidak masalah titip koper dulu. Kami menginap di Hotel Nash Suite Airport Hotel. Hanya 2 km dan 5 menit naik mobil. Beruntung ada shuttle bus gratis dari bandara ke hotel jadi serasa langsung dijemput sopir. Hehe. 3 tahun lalu juga begitu lhoo, saat tiba di bandara Zurich langsung dijemput oleh sopir untuk diantarkan ke Lausanne. Serasa nostalgia nih.
Tujuan pertama langsung menuju restoran Indonesia yang ada di Geneva. Bali Palace Restaurant. Perut sudah keroncongan karena waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 CET (Central European Time) atau 12.00 WET. Dinginnya Swiss langsung membuat tubuh tambah kedinginan. Tubuh harus segera bekerja keras untuk menghangatkan tubuh. Berangkat dari Portugal dengan suhu 19 derajat celcius, sampai Swiss disambut 5 derajat celcius. Jalan kaki menuju halte bus sudah sambil kedinginan.
Masalah tidak berhenti sampai disitu, tiba-tiba kedua handphone kami tidak ada sinyal. Tidak ada akses internet. Yang paling mengherankan, hp Papi Fariz pun tidak berfungsi. Padahal ini hp kantor yang harusnya paket internet sudah kualitas terbaik dari kantor. Selama dipakai traveling ke negara manapun tidak ada masalah. Sampai di pusat PMI (Philip Morris International) di Swiss kok malah bermasalah. Sehingga perjalanan ke Restoran Indonesia hanya memakai insting karena dulu pernah kesana.
Martabak telur, Bakso, Soto Betawi, Bebek Cabe Hijau, Es Teh Botol, dan Es Kelapa Muda menjadi aneka menu makan siang pada hari pertama di Swiss. Semuanya supeeeer enak!!! Bagaimana harganya? Jelaaaas 2x lipat dari harga di Portugal. Fyuuuuuh, gaji Euro melayaaang untuk membayar CHF. Mata uang di Swiss berbeda dengan negara Eropa lainnya. Kebanyakan negara Eropa memakai Euro namun Swiss memakan CHF (Franc Swiss – Fr). Kalau orang gaji CHF datang ke Portugal pasti akan melihat segala makanan terlihat muraaaah. Tapi kalau kebalikan seperti kita waduuuuuh berkali-kali kudu ngelus dada deh.
Setelah makan langsung pergi untuk membeli paket internet. Sekarang nih kalau tidak ada internet di hp rasanya hidup terasa hampa, wkwkwkw. Ternyata oh ternyata, provider MEO yang ada di Portugal tidak ada kerjasama dengan negara Swiss. Itulah penyebabnya paket roaming tidak bisa aktif secara otomatis. Oalah, eksklusif banget toh Swiss. Perut kenyang, Internet Ok, langsung balik ke hotel. Gak kuaaat dingin sekali. Untuk dinner pun cari yang simple beli burger buy one get one melalui aplikasi Ubereats. Habis makan mewah saatnya ganti cari promo hemat.
Hari kedua di Geneva kami putuskan untuk liburan di tempat yang lebih hangat, yaitu MUSEUM!!!! CERN Science Gateway Museum menjadi pilihan kami. CERN (Centre Europeen Pour la Recherchee Nucleaire). Cern adalah laboratorium fisika partikel terbesar di dunia yang merupakan kolaborasi antara 23 negara (Austria, Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Israel, Italia, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, Serbia, Swedia, Slovakia, Spanyol, dan Inggris) yang bekerja sama untuk menyelidiki misteri alam semesta.
Nuklir, fisika kuantum, partikel, reaktor, penyusun atom, dan laboratorium akan menjadi ajang liburan DoubleZ hari ini. Dibalik tentang CERN, ternyata Teknik Nuklir ini adalah salah satu Impian papi Fariz sejak kecil. Beliau ingin mendalami ilmu tentang nuklir. Seketika saat mendatangi museum ini langsung girang sekali beliau. Museum di Swiss bukan hanya digemari anak-anak tetapi juga orang dewasa. “Mana mami inti atom, mana elektron, proton, dan neutron. Apa fungsinya reaktor ini mami”, tanya Zirco tak henti-hentinya.
Banyak sekali edukasi yang dibentuk dalam paket game. Sehingga anak-anak juga ikut menikmati. Zirco mencoba melihat bagaimana peristiwa tabrakan partikel atom menggunakan kacamata VR. Ada pertunjukan laboratorium juga yang membahas terkait perbedaan tekanan, temperatur, hingga magnet superkonduktor. Penjelasan dibawakan dalam bahasa perancis dan inggris. Dengan fasilitas super mewah dan luar biasa di CERN, pengunjung tidak dikenakan biaya sama sekali, Alias gratiiiis tiiiiiissss!!!! Masya Allah.
Dua hari di Geneva membuat Zygmund senang sekali karena telah mencoba ganti-ganti transportasi. Naik bis, kereta, dan tram. Hari minggu dilalui dengan santai dan dingin. Mari istirahat sejenak, mengumpulkan energi lagi untuk berpetualang di esok hari dengan jalur lebih jauh, suhu lebih dingin karena ke daerah pegunungan cantik. Lanjut kemanakah besok bersama DoubleZ? Bersambung. (OPP)