Bagi masyarakat Malang Raya, Petirtaan Ngawonggo tentunya sudah tidak asing lagi. Pertitaan ini berada di Dusun Nanasan, Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Dari Kota Malang sekitar 19 kilometer atau jika ditempuh dengan kendaraan pribadi sekitar 45 menit.
Menuju ke lokasi pertirtaan ini, pengunjung disuguhkan oleh pemandangan pedesaan yang berada di kawasan Kabupaten Malang. Jalan yang tidak terlalu luas dengan pemandangan kiri kanan perkebunan tebu, persawahan, kebun, serta rumah penduduk.
Di depan lokasi, terdapat papan bertuliskan “Selamat Datang Situs Pertirtaan Ngawonggo”. Di halaman depan pintu gerbangnya yang berkonsep kerajaan kuno. Lokasi pertirtaan ada di belakang rumah-rumah penduduk.
Pertama masuk ke pertirtaan, terlihat suasana yang sangat asri dengan rerimbunan pohon bambu yang dengan disertai angin menjadikan suasana tampak tenang dan damai. Di lokasi ini, pengunjung seperti berada pada suasana masa kerajaan-kerajaan masa lampau.
Sebelum ke situs yang berada di seberang sungai, pengunjung bisa menikmati kuliner tradisional. Meja dan kursi terbuat dari bambu membuat suasana seperti pada masa tempo dulu. Pengunjung bisa menikmati teh, kopi, wedang jahe, wedang uwuh, teh rosella dan temulawak. Selain itu juga ada makanan tradisional seperti nasi putih, nasi jagung, sayur lodeh, mendol, tempe bothok dan sambel.
Untuk menuju situs, pengunjung harus jalan turun ke bawah dan dipertemukan dengan aliran Sungai Kemanten. Di seberang sungai itulah terdapat situsnya. Untuk kesitus, pengunjung harus melepas alas kaki.
Situs purbakala Ngawonggo diperkirakan merupakan peninggalan Kerajaan Medang Kamulan atau Mataram Kuno pada masa keemasan Mpu Sindok.
Sejak 1970 an, warga sekitar telah mengenal situs tersebut bahkan menyebutnya reca. Pasalnya banyak tinggalan reca (arca), tetapi tidak diketahui bahwa di tempat tersebut terdapat lokasi petirtaan.
Situs petirtaan Ngawonggo ini sudah lama diketahui oleh warga setempat. Kini tempat ini banyak dikunjungi masyarakat bagi dari Malang Raya maupun luar kota. Terutama jika hari libur, banyak pengunjung baik yang menggunakan kendaraan bermotor maupun sepeda angin secara bareng-bareng.(jon)
