Tantangan yang dihadapi oleh pendidikan vokasi (Arifin, 2018) adalah bagaimana menghasilkan lulusan yang dibutuhkan industri pada era disrupsi dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi yang relevan dengan saat ini dan di masa mendatang.
Program Kampus Merdeka Vokasi (KMV) memberikan inovasi baru agar kegiatan belajar pada pendidikan tinggi vokasi dapat lebih “merdeka” sehingga mampu menghasilkan lulusan sesuai tuntutan dunia industri dan minat mahasiswa.
Hasil penelitian (Sa’diyah et al., 2022) terkait MBKM menunjukkan bahwa hasil implementasi MBKM dapat meningkatkan kinerja Universitas. Perlu kita ketahui bahwa penerapan Kurikulum Kampus Merdeka bagi mahasiswa wajib melaksanakan magang industri.
Kegiatan magang tersebut dilakukan minimal 1 semester dengan bobot setara 20 SKS. Selain itu juga mendapat kesempatan mengikuti perkuliahan di luar kampus selama 1 semester. Penelitian (Susanti et al., 2021) terkait implementasi kebijakan MBKM, Program Magang dan Studi Mandiri menunjukkan bahwa sangat berpengaruh terhadap kinerja program studi. Sehingga pelaku industri perlu memberikan dukungan dalam bentuk menyediakan tempat magang bagi mahasiswa.
Selain itu juga untuk mewujudkan link and super matchdiperlukan regulasi kerjasama agar perusahaan bersedia menerima mahasiswa magang.
Kurikulum pada pendidikan vokasi perlu dibuat secara bersama dengan industri dan disesuaikan dengan kebutuhan industri. Sarana dan prasarana pembelajaran (ruang kelas, bengkel, laboratorium, studio, dan lain lain) perlu dipersiapkan yang up to date sesuai dengan perkembangan teknologi di industri.
Dengan menggunakan konsep pendidikan humanistik (Istaryaningtyas et al., 2021) dengan tujuan agar manusia memiliki kesadaran, kebebasan, dan tanggung jawab sebagai individu tetapi sebenarnya hidup dalam masyarakat.
Kerja sama dengan industri dalam penyediaan tempat magang bagi mahasiswa dan dosen, serta rekrutmen lulusan. Perlu memperbanyak tim teaching antara dosen dan praktisi dari industri. Menjadikan bengkel, laboratorium, studi sebagai income center (bukan cost center) melalui kerja sama dengan industri dalam melayani kebutuhan industri.
Selain mendukung pendidikan vokasi agar benar-benar “link and match” dengan industry (Sakarinto, 2021), hal lain yang menjadi latar belakang diluncurkannya Kampus Merdeka Vokasi adalah untuk mencetak lulusan-lulusan yang menempuh pendidikan vokasi agar lebih terampil dan kompeten, sehingga mudah terserap di dunia usaha kerja.
Ada program upgrade D3 menjadi D4 juga menjadi salah satu upaya bagi pemerintah dalam meningkatkan mutu lulusan pendidikan vokasi yang menjadi jawaban dari kebutuhan dunia kerja. Lulusan tersebut juga dapat menjadi entrepreneur yang mampu membuka lapangan kerja.
Untuk melakukan upgrade D3 menjadi D4 harus menambah industri lagi yang diajak “menikah” serta melakukan “link and match” kurikulum antara pendidikan tinggi tersebut dengan industri.
Kebijakan pada pendidikan vokasi saat ini sudah bagus di antaranya pada program studi D4 teknik sipil sebagai contohnya saat ini sudah mulai melibatkan industri baik dalam penyusunan kurikulum, SDM pengajar praktisi dari industri, serta telah melakukan implementasi MBKM, MSIB, dan pertukaran mahasiswa untuk khususnya pada mata kuliah pilihan sesuai passion mahasiswa. Keterlibatan pemangku kepentingan untuk mendukung kelancaran implementasi MBKM sangat diperlukan di antaranya saat mencari, melaksanakan, hingga menyelesaikan magang industri ketika dalam waktu bersamaan mengingat jumlah mahasiswa juga banyak. Selain itu juga kesempatan yang telah diberikan tersebut sebagai bagian dari kegiatan kampus merdeka vokasi.
Kebijakan nasional pada pendidikan vokasi di Politeknik/ fakultas vokasi menunjukkan bahwa telah memberikan dampak pada contohnya program studi D4 teknik sipil. Hal ini dapat dilihat saat ini program studi mulai melibatkan industri baik dalam penyusunan kurikulum, keterlibatan SDM pengajar praktisi dari industri, serta telah melakukan implementasi MBKM, MSIB, memberikan kesempatan mahasiswa memilih mata kuliah pilihan, dan pertukaran mahasiswa untuk khususnya pada mata kuliah pilihan sesuai passion mahasiswa.
Temuan yang diperoleh di antaranya keterlibatan pemangku kepentingan untuk mendukung kelancaran implementasi MBKM sangat diperlukan di antaranya saat mencari, melaksanakan, hingga menyelesaikan magang industry 20 SKS seiring dengan adanya dampak jumlah mahasiswa meningkat pada beberapa perguruan tinggi dalam waktu bersamaan pelaksanaan magang selama 1 semester. Sehingga diperlukan pengaturan agar kegiatan magang industri dapat berjalan lancar.
Kebijakan nasional pada pendidikan vokasi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ketika mengimplementasikan kurikulum merdeka telah memberikan kesempatan untuk memilih pada mata pelajaran khusus pilihan untuk memilih sesuai passionnya untuk pengembangan diri, melanjutkan pendidikan, berwirausaha, maupun bekerja pada bidang yang dipilih.
Selain itu juga sejak 2021 telah mulai diluncurkan SMK Pusat Keunggulan untuk mewujudkan keselarasan antara SMK dengan dunia kerja dapat ditempuh melalui pemenuhan delapan aspek link and match.
Saran yang diberikan terkait kebijakan nasional pada pendidikan vokasi yaitu untuk semua program studi sebidang pada politeknik/ fakultas vokasi sebagai contoh D4 teknik sipil dan industri pada suatu wilayah, misalnya Jawa Timur perlu melakukan pemetaan dan pertemuan bersama membahas plotting kegiatan magang dan perlu melakukan pemetaan dan pertemuan bersama membahas plotting kegiatan magang.(*)