Terjadi Sejak Tujuh Hari Jelang Lebaran
MALANG POSCO MEDIA-Penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Malang Raya sudah meningkat sejak tujuh hari menjelang lebaran. Begitu juga penggunaan LPG bakal meningkat signifikan pada malam jelang Idul Fitri.
Sales Branch Manager Pertamina Malang Raya Ahmad Ubaidillah mengatakan, kenaikan konsumsi BBM di Malang Raya mencapai 15 persen dari konsumsi normal. Selain BBM jenis minyak, untuk konsumsi LPG juga terpantau mengalami kenaikan.
“Ada kenaikan (BBM) sekitar 10 persen sampai 15 persen. Tapi kita akan siapkan nanti 20 persen sampai 25 persen. Untuk LPG kita siapkan (tambahan) sekitar 10 persen untuk kenaikan sebelum lebaran. Ini sudah mulai naik, nanti kita tetap monitor sampai puncaknya malam lebaran,” urai Ubaid, sapaan akrab Ahmad Ubaidillah, Rabu (27/4) kemarin.
Dia merinci, pasokan BBM di Malang Raya dari normal sekitar 1.390 Kiloliter (KL) naik sekitar 15 persen menjadi 1.500 KL.
Dengan kenaikan itu, tidak dapat dipungkiri tetap bisa saja dimungkinkan terjadi antrean panjang di beberapa SPBU tertentu.
“Di pom bensin kita pastikan stoknya tersedia. Terkait antrean, nanti ada security dan pastinya kita koordinasi dengan kepolisian agar tidak terjadi antrean. Yang pasti stoknya akan tetap ada karena kita sudah siapkan dan kita penuhi di setiap SPBU,” tambahnya.
Kenaikan BBM ini juga sejatinya telah diprediksi olehnya. Sejak H-10 lebaran hingga H+10 lebaran, pihaknya memastikan ketersediaan BBM di Malang Raya sangat aman.
Dengan 81 SPBU dan 40 pertashop yang tersedia di Malang Raya, nantinya juga akan ada ‘SPBU Kantong’ untuk antisipasi lonjakan permintaan BBM di titik rawan macet.
“Kita sudah antisipasi kenaikannya, biasanya kita H-10 sampai H+10 sudah kita antisiapasi. Arus mudik dan arus baliknya. Di Malang tidak ada tangki yang standby khusus, tapi ada SPBU Kantong di SPBU Junrejo yang masuk wilayah Kota Batu, sudah mulai H-10 lalu,” ungkapnya.
Untuk memenuhi permintaan insidental perorangan, pihaknya mengantisipasi dengan memberikan layanan BBM motoris. Di Malang Raya terdapat sembilan motoris. Tiga motorias untuk area Kota Malang, lima motoris wilayah Kabupaten Malang dan satu motoris di Kota Batu.
“Motoris itu bagi konsumen yang kehabisan di jalan atau di rumah, ternyata mobilnya (BBM) habis, bisa call 135. Nanti dari SPBU standby terdekat akan dikirim BBM. Untuk motoris ada biaya sekitar Rp 8 ribu untuk sekali antar,” sebut Ubaid.
Sedangkan ketersediaan LPG, lanjut Ubaid, totalnya 113 metrik ton perhari di Kota Malang. Untuk Malang Raya mencapai sekitar 500 metrik ton per hari.
“Saat ini sudah dipenuhi dan prediksi 10 persen bisa dipenuhi. Kita siap jamin tidak ada kelangkaan BBM, kalaupun memang perlu misalkan menstabilkan itu biasanya kita lakukan operasi pasar. Biasanya di kantor kelurahan dan kecamatan terdekat,” tuturnya
Fuel Terminal Manager Pertamina Malang Sidhi Pratomo menambahkan, stok di Depo Pertamina Malang juga hingga saat ini sangat aman hingga lebaran. Ia memastikan penyaluran ke seluruh SPBU tetap berjalan lancar.
“Dapat kami sampaikan di depo ini sudah aman. Kami punya 10 tangki timbun di dalam depo ini. Total kapasitasnya 7,2 ribu KL atau 7.200 Ton. Ada empat produk yang kami kelola, yaitu pertalite, pertamax, dexlite dan biosolar,” katanya. “Untuk produk yang kami salurkan sendiri menggunakan mobil tangki. Secara stok dapat kami sampaikan masih relatif aman,” sambung dia.
Suplai Depo Pertamina Malang sendiri dari Surabaya dan biasanya didukung dengan moda transportasi kereta api yang mumpuni dan hanya butuh waktu tempuh paling lama sekitar enam jam saja. “Jadi dengan stok ini sangat cukup untuk menyuplai kebutuhan BBM di Malang,” pungkasnya. (ian/van)