spot_img
Wednesday, July 23, 2025
spot_img

Kedai Gerabah, Menjaga Warisan Seni Tanah Liat Sejak 1984

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Di tengah menjamurnya peralatan rumah tangga modern, Kedai Gerabah Bu Heni tetap setia menyediakan gerabah tradisional untuk kebutuhan sehari-hari. Berlokasi di Pasar Oro-Oro Dowo Kota Malang, kedai ini telah beroperasi sejak tahun 1984, menjual hasil karya pengrajin lokal Malang.

Pemilik kedai, Heni Rosnaningtyas, menceritakan bahwa usaha ini merupakan warisan turun-temurun dari keluarganya, bahkan telah dimulai sejak zaman sang nenek. “Sudah dari mbah-mbah dulu. Sampai sekarang tetap jual gerabah. Semuanya buatan pengrajin lokal Malang, mereka yang rutin menyuplai ke sini,” jelasnya saat ditemui di lapaknya.

Jenis gerabah yang dijual pun beragam, namun mayoritas diperuntukkan untuk kebutuhan rumah tangga seperti cobek, ulegan, kendi, hingga luweng. Menurut Heni, cobek masih menjadi barang paling dicari oleh pembeli, terutama oleh ibu-ibu rumah tangga yang menjadi pelanggan setianya.

“Biasanya orang ke sini cari cobek dan ulekan. Mereka lebih suka yang dari gerabah karena katanya hasilnya beda. Harga cobek bervariasi, tergantung ukuran. Yang sedang paling laris, harganya mulai dari Rp 20 ribu sampai Rp 75 ribuan untuk yang paling besar,” paparnya.

Selain itu, pernak-pernik gerabah seperti kendi mini juga kerap diburu oleh pengunjung dari luar Malang Raya, baik untuk keperluan dekoratif maupun sebagai oleh-oleh.

Kedai ini buka setiap hari, mulai pukul 06.00 hingga 13.00 WIB. Siapa pun yang ingin mendapatkan gerabah berkualitas dari tangan para pengrajin Malang bisa langsung datang dan memilih sendiri barang yang diinginkan. Dengan konsistensi menjaga tradisi dan menggandeng pengrajin lokal, Kedai Bu Heni tak hanya menjual gerabah, tetapi juga turut melestarikan seni tanah liat yang kini makin langka. (ica/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img