MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Ribuan masyarakat dan wisatawan tumpah ruah memadati sepanjang ruas Jalan Panglima Sudirman, Kota Batu Minggu (29/10) siang. Mereka nampak begitu antusias menikmati Batu Art Flower Carnival (BAFC) yang digelar oleh Dinas Pariwisata Kota Batu dalam rangkaian memeriahkan Hari Jadi ke 22 Kota Batu.
Dalam pelaksanannya ada lebih dari 50 kontingen. Mereka terdiri dari jajaran Forkopimda, OPD, Desa/Kelurahan, SMA/K, Bank Jatim, Jatim Park Group, Pelaku Seni Budaya dan Asosiasi Pelaku Wisata. Seluruh kontingen menampilkan kekayaan dan keberagaman Kota Wisata Batu (KWB).
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mengatakan kegiatan ini menjadi ajang bagi seluruh komponen warga Kota Batu dalam merayakan Hari Jadi ke 22 Kota Batu. Serta menjadi wadah bagi seluruh masyarakat Kota Batu untuk menampilkan potensi yang ada di wilayahnya masing-masing.
“Batu Art Flower Carnival menjadi ajang bagi seluruh komponen warga Kota Batu dalam merayakan Hari Jadi ke 22 Kota Batu. Untuk itu seluruh kontingen yang berpartisipasi adalah wakil dari Forkopimda, Pemdes/Kelurahan, industri pariwisata Kota Batu, Pelaku Seni Budaya dan instansi lainnya,” ujar Aries kepada Malang Posco Media.
Ia menerangkan bahwa kontingen Batu Flower Art Carnival menampilkan potensi, kekayaan dan keberagaman KWB. Semuanya ditampilkan dalam sebuah miniatur yang dikreasi dalam bentuk bunga hias maupun hasil bumi yang ditata cantik nan indah di atas mobil.
Selain itu juga dimeriahkan pula karnaval kostum yang begitu artistik. Serta ditampilkan beragam pertunjukkan seni tradisi seperti sanduk, bantengan, tari bali juga penampilan drumband dari Taruna Kediri dan drumband KWB.
Tidak ketinggalan, carnaval juga dimeriahkan pula dengan karnaval kostum yang begitu artistik, beragam pertunjukkan seni tradisi dan arak-arakan medali yang diraih KONI Kota Batu dalam Porprov beberapa waktu lalu.
“Pada intinya Batu Art Flower Carnival ini menjadi wadah bagi seluruh masyarakat Kota Batu untuk menampilkan potensi, kekayaan dan keberagaman seperti destinasi wisata, hasil pertanian, hasil bumi dan karya seni budaya yang ada di wilayahnya masing-masing (Kota Batu.red),” bebernya.
Lebih dari itu, seluruh rangkaian Hari Jadi Kota Batu termasuk Batu Flower Art Carnival ini harus diikuti, dinikmati dan dirayakan oleh masyarakat Kota Batu maupun wisatawan. Sehingga mampu menggairahkan dan menggerakkan perekonomian di Kota Batu.
Sementara beberapa peserta, seperti DPUPR Kota Batu menampilkan Excavator Hias dengan desain angsa yang menyerupai logo Hari Jadi ke 22 KWB dan pernak-pernik batik khas Batu. Selanjutnya Desa Torongrejo menampilkan replika arca ganesha yang menjadi peninggalan sejarah atau cagar budaya.
Dari Desa Pendem menampilkan patung Dewi Sri yang dikenal sebagai dewi pertanian, dewi padi dan sawah, dewi kesuburan yang dipercaya membawa berkah buat petani pada masa musim tandur dan panen. Pertanian padi merupakan kekayaan Desa Pendem yang terjaga sampai saat ini.
Bahkan ada juga Tari Gedruk atau tari rampak buto adalah jenis kesenian rakyat yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Magelang. Kesenian ini dibentuk di Desa Junrejo RT05/RW01 pada 11 Agustus 2023 dengan nama Gedruk Panca Manunggal yang artinya lima menjadi satu. Kesenian ini di ketuai oleh Mawan Makholil.
Tari Gedruk ini menggambarkan kemarahan raksasa atau buto. Tari ini juga bisa disimbolkan sebagai kemarahan alam karena ulah manusia yang mengeksploitasi alam secara besar-besaran sehingga alam marah dan terjadilah bencana alam. (eri)