spot_img
Tuesday, July 1, 2025
spot_img

Kekuatannya Warga, Punya  Inovasi Aplikasi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Kelurahan Bunulrejo Wakil Kota Malang di Lomba Desa/Kelurahan Provinsi Jatim 2025

Kelurahan Bunulrejo dinilai sangat inovatif dan kreatif se Kota Malang. Bulan Mei ini,  Kelurahan Bunulrejo akan mewakili Kota Malang dalam ajang bergengsi Lomba Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2025.

======

MALANG POSCO MEDIA-21 April 2025 lalu saat apel pagi rutin Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Malang, perangkat Kelurahan Bunulrejo mendapat apresiasi khusus.

Yakni mengikuti kegiatan penyerahan piagam penghargaan Lomba Kelurahan Tingkat Kota Malang Tahun 2025.

Dari 57 kelurahan yang ada di Kota Malang, Kelurahan Bunulrejo menjadi juara pertama Lomba Kelurahan se-Kota Malang. Apresiasi diberikan langsung oleh Wali Kota Malang Wahyu Hidayat di Halaman Balai Kota Malang.

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat yang memimpin apel pagi ini menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi kepada Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing yang berhasil meraih Juara I Lomba Desa/Kelurahan Tingkat Kota Malang Tahun 2025.

Dengan raihan ini otomatis Kelurahan Bunulrejo resmi ditunjuk mewakili Kota Malang di ajang Lomba Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2025. Ini menjadi titik awal perjalanan menuju ajang di tingkat Jatim beberapa waktu kedepan.  

“Iya informasi yang kami dapat, sekitar Tanggal 20 atau 22 Mei ini kami harus presentasi ke Surabaya,” ungkap Lurah Bunulrejo, Winarko ST kepada Malang Posco Media.

Winarko menjelaskan proses menjadi wakil dari Kota Malang dalam ajang bergengsi di tingkat kelurahan se Jatim tahun ini. Ada banyak hal yang bisa diunggulkan Kelurahan Bunulrejo. Salah satunya menciptakan aplikasi khusus untuk menyimpan seluruh data tanah di wilayah Kelurahan Bunulrejo.

Aplikasi ini adalah salah satu inovasi yang membawa kelurahan di Kecamatan Blimbing itu meraih Juara I Lomba Kelurahan se Kota Malang.

Winarko mengatakan aplikasi itu disebut “Siarah”. Kepanjangan dari Sistem Informasi Administrasi Terawangan Tanah. Aplikasi ini berkembang pada zaman kepemimpinan Lurah Bunulrejo sebelumnya yakni Mirza Ronald Adi Saputra.

Aplikasi Siarah muncul karena adanya keprihatinan. Karena melihat kondisi buku terawangan yang ada di kelurahan sudah mulai memprihatinkan, seperti mulai lapuk, hingga hurufnya mulai pudar.

“Jadi informasi tanah atau Terawangan tanah ini dicetak pada 1940 sampai 1960/1970 sampai 1980an. Kondisinya saat ini sudah sangat memprihatinkan. Mulai lapuk rusak hingga hurufnya mulai pudar. Dari situ dibuatlah aplikasi ini, jadi semua informasi diselamatkan dalam bentuk digital,” beber Winarko.

Dengan aplikasi ini, petugas maupun warga yang hendak memenuhi permohonan dan membutuhkan surat keterangan riwayat tanah bisa dengan mudah mengakses. Akan tetapi aplikasi ini pemakaian dan pemanfaatannya intern di wilayah atau bagi perangkat Keluraha Bunulrejo saja.

Karena, lanjut Winarko, data ini memuat hal-hal sensitif seperti dokumen riwayat tanah. Maka intern digunakan bagi kepentingan penduduk dan perangkat di wilayah Kelurahan Bunulrejo saja. Aplikasi ini dibuat tanpa menggunakan APBD Kota Malang sama sekali.

Winarko menambahkan kedepan, akan pula dibuat aplikasi data dan informasi publik lainnya. Yang nantinya akan berisikan seluruh informasi kegiatan Kelurahan Bunulrejo. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga setelahnya.

“Ini masih kami kembangkan. Tetapi pasti akan jadi dan diluncurkan, tunggu saja namanya apa. Yang jelas kalau yang ini nanti bisa diakses seluruh warga dimanapun. Misal kami bulan depan ada kegiatan apa nanti sudah ada di aplikasi itu. Bisa klik tanggal berapa, ada apa saja, dan sebagainya,” papar mantan Sekretaris Kelurahan Pandanwangi itu.

Winarko menambahkan Kelurahan Bunulrejo juga memiliki satu lagi keunggulan yang tiada duanya. Yakni masyarakatnya. Banyak warga yang sudah menginisiasi sendiri kegiatan atau usaha yang memberi kontribusi bagi warga sekitarnya sendiri.

Yakni pengolahan keripik tempe, peternakan, budidaya lele, budidaya tanaman hidroponik hingga wilayah-wilayah Urban Farming yang ada di tingkat RT RW.

“Jadi kekuatan kami itu ada di warga kami sendiri. Ini yang sangat diunggulkan. Warga punya banyak kegiatan yang didasarkan inisatif sendiri. Yang tentu dari kami di kelurahan juga turun membuat pembinaan menjembatani dengan program pemerintah. Tetapi inisiasinya dari warga sendiri,” tegas Winarko.

Beberapa di antaranya seperti Batik Tulis di RW 10, Sanggar Seni Budaya Gumelaring Sasongko Aji, Budidaya Ikan Air Tawar (Budikdamber), Pabrik Tahu Sumedang RW 08, Urban Farming RW 18, Galeri UMKM Bunulrejo, hingga kawasan Sumur Resapan di RW 21. (sisca angelina/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img