NEW MALANG POS, MALANG – Centre of Excellence (CoE) Kakao merupakan salah satu inovasi yang kini dikembangkan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Berada di Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan. Kelas ini telah diresmikan oleh Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. akhir tahun lalu.
Sekretaris Prodi Teknologi Pangan UMM, Vritta Amroini Wahyudi, S.Si, M.Si menjelaskan bahwa CoE kakao ini menjadi kelas unggulan pertama yang dimiliki oleh Teknologi Pangan. Pihaknya telah menggaet berbagai industri dan dunia kerja (Iduka) untuk memaksimalkan luaran dari kelas tersebut.
Salah satu pihak yang sudah bekerjasama ialah PT. Moodco, perusahaan coklat yang berbasis di Kota Batu. Menariknya, kelas profesional ini juga menjadi bagian dari program pemerintah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). “Kelas kakao ini juga menjadi upaya kami untuk mendukung program MBKM yang diluncurkan oleh pemerintah beberapa tahun lalu,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kakao Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yaitu single of origin. Ciri ini dipengaruhi oleh kondisi geografis dan suhu, sehingga Indonesia memiliki banyak macam kakao. Dari situlah kemudian kakao Indonesia dapat diolah menjadi pangan fungsional.
Bukan hanya menjadi olahan coklat manis pada umumnya. Namun dapat diolah menjadi coklat antioksidan dan coklat rendah gula, sehingga zat Isoflavon dalam coklat lebih ditonjolkan dari gula.
Vritta, sapaan akrabnya menuturkan bahwa pihaknya dan PT Moodco bersama-sama saling membantu untuk mengembangkan olahan kakao lokal. Selain itu juga membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan ilmu terkait kakao berbasis pangan fungsional.
Adapun CoE kelas profesional ini mengedepankan pengembangan riset, magang dan entrepreneur. Pengembangan coklat yang dilakukan di kelas ini tidak terbatas pada kakao lokal, tapi juga kakao internasional.
Hasil olahan kakao lokal akan dibandingkan dengan olahan dari luar negeri kemudian dianalisis. Adapun kelas ini terbuka untuk umum, sehingga mahasiswa di luar jurusan Teknologi Pangan dan UMM bisa bergabung dan turut serta dalam program CoE kakao.
“Upaya untuk mengembangkan kakao ini juga salah satu bentuk usaha kami untuk memajukan hasil olahan kakao lokal sehingga bisa bersaing di pasar global,” ucapnya.
Dosen asal Landungsari, Kabupaten Malang ini berharap adanya CoE kakao ini bisa menjadi hulu dan hilir pengolahan kakao lokal yang fungsional dan halal. Merangkul para petani lokal agar sejahtera, memberikan bekal pengetahuan dan ilmu bagi mahasiswa, serta menjadikan mereka pribadi yang tangguh serta mandiri.
“Tujuan ini selaras dengan program UMM yang sudah digaungkan sejak beberapa tahun yang lalu. Selain itu juga menjadi komitmen kami untuk melahirkan generasi masa depan yang mumpuni serta bermanfaat,” pungkasnya. (imm)