.
Friday, November 8, 2024

Kelompok 20 PMM UMM Galakkan Pendidikan Seksual untuk Meningkatkan Think Globally Act Locally di Panti Asuhan Akhlaqul Kharimah Kota Malang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Akhir 2021 lalu, Komnas Perempuan menerima aduan sekitar 4.500 kasus pelecehan terhadap perempuan. Selama kurun waktu 10 tahun terakhir (2012-2021), tahun 2021 tercatat sebagai tahun dengan jumlah kasus tertinggi, yakni mencapai 50 persen dibanding tahun 2020. Meninjau semakin sempitnya ruang yang aman bagi anak dan perempuan, maka tidak heran jika Indonesia saat ini dilabeli sebagai negara “DARURAT” akan kasus pelecehan dan kekerasan seksual.

Atas dasar urgensi darurat kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang kerap terjadi, Kelompok 20 Gelombang 05 PMM UMM 2022, yakni Abbas Nur Kholid, Anisa Nur Janah, Cantika Niscala Puri, Nor Azizah dan Sheren Destiany Hiola dari Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, berinisiatif mengusung pendidikan seksual dalam kegiatan PMM yang dilaksanakan di Panti Asuhan Akhlaqul Karimah, Merjosari, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran anak-anak panti bahwa tubuh mereka merupakan otoritasnya sendiri sehingga tidak boleh ada yang menyentuh bagian tertentu tubuhnya, siapapun orangnya. Dengan begini, awareness bisa tercipta sehingga kekerasan seksual yang marak terjadi bisa dicegah.

- Advertisement -

Pendidikan seksual yang diberikan bertema Think Globally Act Locally. Tema ini sebenarnya berasal dari isu lingkungan yang diungkap oleh pakar hubungan internasional yang mana kami terapkan dalam kegiatan kali ini. Think globally dalam hal; anak-anak panti lebih terbuka dan mau menerima pengetahuan tentang pendidikan seksual sebagaimana masyarakat global yang lebih dulu melakukannya. Act locally dalam hal; menerimanya dengan menyesuaikan nilai dan norma lokal yang dianut. Penghuni panti yang usia dan jenjang pendidikannya beragam sudah sepatutnya menerima pendidikan seksual sebagai bekal perlindungan diri. Selain itu, mereka juga diharapkan memiliki kesadaran terkait isu tersebut.

“Kelompok 20 memberi edukasi seksual sekaligus mengadakan forum diskusi untuk merespon isu kekerasan seksual. Edukasi seksual meliputi pentingnya pendidikan seks, tahapan perkembangan pubertas, pengenalan sexual abuse serta cara untuk melawan segala bentuk pelecehan tersebut. Kami menggunakan bahasa Inggris untuk membahas kasus kekerasan seksual dan kebijakan tiap Presiden mengenai isu terkait. Forum Mandarin diadakan untuk membahas tentang Muslim Uighur di Tiongkok yang menjadi korban pelanggaran HAM dan pelecehan seksual. Tidak lupa kami juga mengadakan Hubungan Internasional sharing session yaitu HI Talk untuk melihat peran PBB (UN Women) sebagai pihak luar yang turut berperan memberantas kekerasan seksual di Indonesia. Selain program yang berhubungan dengan isu kekerasan seksual, kami juga menggandeng anak-anak panti menjadi bagian dari agent of change dalam aksi perduli lingkungan sebagai implementasi dari asal muasal think globally act locally”. ujar Koordinator Kelompok 20, Abbas Nur kholid.

Seluruh pelaksanaan kegiatan ini berjalan tepat 30 hari dengan bantuan dari segala pihak, mulai dari dosen pembimbing lapangan (DPL) oleh Bapak Hutri Agustino, S.Sos., M.Si., seluruh anggota kelompok 20 gelombang 05 PMM UMM, pengurus panti, serta anak-anak panti. “Harapan kami dari kelompok 20 gelombang 05 kegiatan ini dapat menjadi berkah dan pedoman nantinya bagi anak-anak panti terutama dalam memaknai betapa berharganya diri mereka untuk menyonsong kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang,” pungkasnya. (*/nda)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img