MALANG POSCO MEDIA, SIDOARJO- Keluarga para santri korban ambruknya bangunan musala Ponpes Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, harap-harap cemas. Pasalnya, masih banyak santri yang terjebak dalam reruntuhan bangunan, padahal sudah memasuki hari ketiga bencana.
Mereka juga dibingungkan dengan validasi data korban. Sebab, keluarga korban menerima jumlah data yang kerap berbeda-beda, baik yang masih hilang atau dalam pencarian hingga yang sudah dievakuasi, baik dalam kondisi selamat lalu pulang atau masih dirawat di rumah sakit.
Keluarga korban ini pun menyampaikan keluh kesahnya kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto dan Kepala Basarnas Marsda Mohammad Syafii hingga Menteri Sosial Saifullah Yusuf yang bergantian mengunjungi lokasi dan menemu keluarga para santri.
Di siang hari ini, para keluarga santri yang belum ditemukan mendapatkan penjelasan mengenai progres dan perencanaan evakuasi untuk penyelamatan korban. Mereka diminta untuk bisa menunggu update dari tim gabungan dalam proses evakuasi.
Meskipun demikian, keluarga korban berkeluh kesah. Salah satunya Islamia, kakak kandung dari korban M. Anas Fahmi yang belum ditemukan.
“Buat kami itu kejelasan informasi. Terutama terkait berapa jumlah korban yang masih di dalam, namanya siapa saja,” kata Islamia.
Dia menuturkan, dari beberapa informasi yang dia terima berbeda. Misalnya di satu data disebutkan masih ada 72 korban yang hilang. Namun, data berikutnya dan masih di hari yang sama menjadi 66 korban. Lantas ada data lagi jumlahnya 63 korban.
“Nah yang enam ini kemana. Kalau sudah dievakuasi, updatenya seperti apa. Siapa namanya, karena kami keluarga korban kan menunggu,” kata perempuan asal Taman, Kabupaten Bangkalan, Madura tersebut.
Dia sebagai salah satu keluarga korban coba bertanya ke beberapa pihak. Misalnya ke tim DVI mengenai data korban yang hilang dan sudah masuk.
Namun, ada permintaan untuk memastikan total korban yang masih dalam pencarian ke pihak ponpes.
“Kami minta transparan updatenya. Katanya belum ada penjelasan dari pondok. Sampai kapan kami harus menunggu,” tambahnya. (ley/van)