PERWAKILAN korban RR, Ahmad Khusaeri mengaku beberapa kali melakukan pertemuan dengan keluarga wanita yang tinggal di Desa Dadapan, Kecamatan Wajak ini, semenjak dia diminta tolong. “Sejauh ini, saya hanya berhasil ketemu ibunya. Dengan pelapor pun, saya tidak bisa lama – lama,” ungkapnya kemarin.
Buntut peristiwa ini, RR dikabarkan juga pergi dari rumahnya di Desa Dadapan, Wajak. Ini yang diduga juga membuat polisi belum bisa melakukan pemeriksaan terhadapnya. “Hingga pukul 03.00 atau dini hari, saya juga mencari pelapor yang saat ini sudah pergi. Tapi saya simpulkan, pihak pelapor masih membuka mediasi,” paparnya.
Pria yang dikenal sebagai Koordinator Badan Pekerja Pro Desa itu mengaku diminta mewakili keluarga untuk berkomunikasi dengan semua pihak. “Kata keluarganya, secara mental memang pelapor belum siap bertemu. Intinya, mereka juga terbuka untuk menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan,” ungkap Khusaeri, sapaannya.
Namun, keluarga juga meminta beberapa syarat bila kasus ini berakhir damai. “Harus ada permintaan maaf secara tertulis, jaminan keamanan terhadap korban dan keluarga setelah akad perdamaian dan penyediaan dokter dari trauma. Bilamana islah dilaksanakan, korban minta tidak ada upaya fitnah atau pencemaran nama korban dan keluarga,” urai dia.
Masih menurut Khusaeri, ada syarat lain yang juga diminta. Namun, dia enggan menyebutkan karena menganggapnya tidak elok diungkap. “Saya juga menjamin, ada potensi titik temu agar damai,” tutupnya. Kades Bringin, Wajak, Teguh Patriajati menegaskan, akan mempelajari syarat yang diminta dan mematuhinya. (mar)
