.
Thursday, December 12, 2024

Kemas Batik Kekinian Ramah Anak Muda

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Batik tak selamanya terkesan jadul atau ketinggalan zaman. Ditangan Fikrah Ryanda Saputra, Owner dari Hamparan Rintik berhasil menyulap batik yang dikolaborasikan dengan teknik lainnya seperti teknik jumputan (Shibori), eco print, sulam dan masih banyak yang lainnya.

Kepada Malang Posco Media, Fikrah mengatakan ia mulai merintis karirnya tersebut sejak tahun 2017. Salah satu alasan kuat ia mulai menekuni usaha tersebut diantaranya adalah ingin memperkenalkan batik dengan kemasan yang lebih kekinian kepada generasi muda sekarang.

“Intinya ingin mengemas batik dengan wajah baru yang lebih kekinian. Bagaimana batik ini dengan dikolaborasikan bersama dengan kain lainnya, ada kain shibori atau kain dengan teknik celup ataupun menggunakan sulaman-sulaman lainnya bisa mendapatkan hati di anak-anak muda saat ini,” terangnya kemarin.

Dibantu dengan empat tim produksi lainnya, ia memproduksi setiap hari kain-kain yang siap disulap menjadi pakaian, terutama untuk outer. Disisi lain, Fikrah juga biasa memanfaatkan kain perca (kain sisa) yang ia jahit sedemikian rupa menjadi satu outer yang memiliki tampilan indah dan mewah.

“Fokus kami memang diproduksi outer, karena lebih simpel tidak perlu memikirkan size sehingga bisa dipakai oleh siapa saja. Selain itu juga kami ingin menunjukan bahwa kain-kain yang dibuat handmade oleh perajin ini baik itu batik, shibori, eco print maupun yang lainnya itu bisa digunakan untuk semua situasi,” jelasnya.

Hasil produk di Hamparan Rintik sendiri dibanderol mulai dari Rp 150 ribu sampai dengan Rp 750 ribu. Mereka juga turut menyediakan beberapa koleksi yang disewakan dengan harga yang jauh lebih murah.

“Karena anak muda sekarang ini mudah bosan. Sehingga kami mencoba untuk menghadirkan koleksi yang bisa disewa, jadi para konsumen bisa menggunakan saat momen tertentu saja, misal saat ada photo shoot ataupun menghadiri lainnya. Itu dibanderol dengan harga kisaran Rp 30 ribuan,” ucapnya.

Menjadi ciri khas dari karya yang dihasilkan di Hamparan Rintik salah satunya motif jumputan yang selalu ada di setiap produk-produknya. Disisi lain, ia juga turut mengangkat motif-motif dari setiap kelurahan yang ada di Kota Malang. Setidaknya ada lebih dari 50-an motif yang digunakannya.

“Kalau dibuat full batik pasti lebih mahal, karena proses pengerjaannya yang lebih lama. Sedangkan untuk anak-anak muda itu lebih suka dengan harga yang cenderung terjangkau. Kolaborasi antar beberapa teknik inilah yang akhirnya melahirkan produk seperti sekarang,” terangnya.

Ia ingin membawa batik lebih ramah bagi anak muda. Apalagi Kota Malang sebagai kota pariwisata dan juga kota ekonomi kreatif, tentu saja dengan hadirnya produk yang dibuatnya tersebut dapat turut serta menumbuhkan perekonomian yang ada di Kota Malang.

“Ke depannya kami berharap bisa jadi pelopor pembatik di Malang untuk membuat batik yang lebih ramah anak muda. Jadi kalau ingat Malang, teringat juga dengan produk kain batik dari kami,” terangnya.  (adm/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img