MALANG POSCO MEDIA- Peringatan Jumat Agung di Gereja St Andreas Tidar, Jumat (15/4) kemarin berlangsung khusyuk. Diisi visualisasi kisah kesengsaraan Yesus Kristus memanggul salib.
Pastor Paroki Gereja St Andreas Tidar Romo Albertus Medyanto OCarm mengatakan visualisasi Jalan Salib merupakan pertama kalinya digelar setelah dua tahun sebelumnya tidak dapat dilakukan karena pandemi Covid-19.
“Visualisasi ini biasanya diadakan pada ibadah Jumat Agung. Tahun 2020 dan tahun 2021 kami tidak mengadakan karena pandemi Covid-19. Tahun ini karena ada kelonggaran, kami menghadirkan lagi walau latihannya singkat, hanya sebulan. Biasanya butuh waktu tiga bulan,” jelas Romo Albertus kepada Malang Posco Media usai ibadah Jumat Agung.
Untuk diketahui peringatan Jumat Agung merupakan bagian dari Tri Hari Suci umat Katolik. Diawali misa Kamis Putih pada Kamis (14/4) malam, Jumat Agung pada Jumat (15/4) kemarin, Sabtu Suci dan malam Paskah yang dirayakan Sabtu (16/4) hari ini dan Minggu Paskah pada Minggu (17/4) besok.
“Khusus Jumat ini ada dua ibadah. Ibadah pagi berkaitan Jalan Salib lalu sore pukul 15.00,” kata Romo Albertus.
Karena masih pandemi Covid-19, lanjut dia, tidak ada prosesi mencium salib. “Kita menghormati salib, membungkukkan kepala. Tidak memungkin situasi seperti ini kita mencium salib untuk sekian banyak orang. Jadi kita berusaha tetap memperhatikan prokes,” sambungnya.
Lebih lanjut Romo Albertus mengatakan, rangkaian ibadah di Gereja St Andreas tetap memberlakukan protokol kesehatan. Meski pemerintah telah melonggarkan aturan pembatasan Covid-19, namun pihaknya membatasi ibadah di Gereja St Andreas sebanyak 75 persen dari total kapasitas.
Umat yang mengikuti rangkaian ibadah Jumat Agung hanya sekitar 700 orang. Padahal sebelum pandemi, bisa mencapai 1.200 orang sekali misa berlangsung.
Romo Albertus menekankan pentingnya kesehatan dan keselamatan supaya umat bisa beribadah dan menghindari penyebaran Covid-19 di tempat ibadah.
“Harapannya kita semua tetap bisa beribadah dengan baik, dengan khusyuk. Dan tetap memperhatikan protokol kesehatan kami juga di Gereja Santo Andreas sangat ketat prokes,” katanya.
“Sebelum umat datang, sudah registrasi dua minggu sebelumnya dan ditutup minggu kemarin. Itu upaya kami meminimalisir penyebaran Covid-19,” sambung Romo Albertus.
Sementara itu sebanyak 300 petugas diterjunkan untuk mengamankan rangkaian perayaan Paskah sejak Kamis (14/4) lalu hingga Sabtu (16/4) malam.
Petugas gabungan terdiri dari personel Polresta Malang Kota, Kodim 0833/Kota Malang, Denpom V/3 Malang, Dishub Kota Malang dan Satpol PP Kota Malang.
Kabag Ops Polresta Malang Kota Kompol Supiyan mengatakan, pengamanan untuk memberikan kenyamanan bagi umat Kristiani yang mengikuti rangkaian ibadah Paskah.
Petugas bersama berbagai jajaran melaksanakan patroli secara bergilir di gereja di wilayah masing-masing. “Kami sudah mengerahkan personel untuk berjaga, serta sebagian juga dilakukan patroli keliling selama kegiatan. Terhitung sejak peringatan Kamis Putih, Jumat Agung hingga peringatan Hari Raya Paskah nantinya,” ungkapnya.
Selain menjaga kondusivitas selama perayaan, pengamanan juga dilakukan di dalam gereja. “Sebelum ibadah dimulai, di beberapa gereja dilaksanakan sterilisasi untuk memastikan lingkungan gereja kondisinya aman. Kami juga mengantisipasi tidak ada bahan berbahaya, seperti bahan peledak maupun benda berbahaya lainnya yang dapat mengganggu jalannya ibadah,” bebernya.
Bersama pengurus gereja masing-masing petugas juga sudah berkoordinasi. Sehingga apabila terdapat temuan benda atau aksi yang mencurigakan, bisa langsung dilaporkan kepada petugas jaga. (ian/rex/van)