Friday, October 10, 2025
spot_img

Kembali Beroperasi, PMI Kota Batu Langsung Antar Jemput Pasien

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU-Setelah sempat vakum  dan menutup semua layanan akibat mandeknya anggaran, Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Batu kembali aktif mulai Rabu (6/8) kemarin. Di hari pertama operasional, PMI langsung melayani permintaan antar jemput pasien dari masyarakat.

“Alhamdulillah setelah terjadi pernak-pernik yang membuat markas PMI Kota Batu ditutup, hari ini (kemarin.red) buka sesuai jadwal mulai jam 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Hari pertama ini kita seperti sebelumnya menerima aduan dari masyarakat terkait dengan pelayanan antar jemput,” ujar Ketua PMI Kota Batu, Punjul Santoso kepada Malang Posco Media, kemarin.

-Advertisement- HUT

Selain pelayanan darurat, sejumlah agenda kemanusiaan pun siap dijalankan kembali. Di antaranya adalah enam kali kegiatan donor darah yang dijadwalkan selama Agustus serta keikutsertaan PMI Kota Batu dalam Jumbara PMR di Gresik pada 17 September mendatang.

“Begitu juga pelantikan hasil Muskot, kami telah mengirimkan surat permohonan ke Wali Kota Batu untuk menjadwalkan. Kemudian setelah keluar jadwal kami sampaikan ke PMI Jatim,” beber Punjul.

Terkait mandeknya anggaran operasional, Punjul menjelaskan bahwa proses pencairan diperkirakan tuntas dalam 1–2 hari ke depan. Disebutkannya, kebutuhan anggaran operasional PMI Kota Batu mencapai Rp 120 juta per tahun, atau sekitar Rp 7 juta hingga Rp10 juta per bulan.

Selama ini, PMI Kota Batu dikenal aktif dalam berbagai layanan kemanusiaan, mulai dari siaga bencana, pertolongan pertama, evakuasi korban kecelakaan lalu lintas, hingga penanganan penemuan jenazah.

Namun sebelumnya, operasional PMI sempat terhenti. Pengumuman penghentian layanan itu terpajang di jendela markas PMI di Jalan Kartini, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu. Dalam selebaran yang ditempel di kaca, tertulis bahwa kegiatan pelayanan dihentikan hingga waktu yang belum ditentukan.

Kepala Markas PMI Kota Batu, Abdul Muntholib mengungkapkan bahwa selama tujuh bulan terakhir, PMI beroperasi tanpa dukungan anggaran dari pemerintah daerah. Bahkan, operasional pada Februari hingga Juli bertahan berkat dana talangan dari pengurus.

“Total dana talangan mencapai sekitar Rp 80 juta. Itu untuk menutupi biaya operasional markas, termasuk ambulans, listrik, telepon, air, Wi-Fi, konsumsi, hingga kebutuhan obat-obatan,” urainya.

Kondisi tersebut berujung pada mediasi antara Pemkot Batu, PMI Kota Batu, dan PMI tingkat kecamatan. Dari mediasi itu diketahui bahwa penyebab mandeknya anggaran adalah mis komunikasi terkait hasil Musyawarah Kota (Muskot) PMI Kota Batu, yang kini telah diselesaikan. (eri/aim)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img