MALANG POSCO MEDIA – Bertempat di Markas Perisai Pangan Indonesia di Tirtomoyo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Sabtu 17 Juni 2023,
Tim Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (UB) menggelar Pelatihan Manajemen Rumah Potong Kelinci dalam Program Doktor Mengabdi.
Dr. Agus Susilo Wakil Dekan II Fakultas Peternakan UB sekaligus Direktur Halal Center Jawa Timur (HCJ) menyampaikan, “pelatihan ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang manajemen rumah potong kelinci yang sesuai dengan prinsip-prinsip halal,” kata Agus.
Para peserta diberikan pemahaman yang mendalam tentang standar-standar halal yang berlaku, termasuk dalam aspek pemotongan, sanitasi, penanganan daging, dan dokumentasi halal. “Dengan pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip halal, diharapkan para peternak dan pengusaha di sektor ini dapat meningkatkan kualitas dan integritas produk yang dihasilkan, sehingga memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin sadar akan aspek halal,” lanjut Agus.
Selain itu, melalui pelatihan ini Tim Dosen Fakultas Peternakan UB juga berupaya memperkuat rumah potong kelinci sebagai bagian penting dari rantai pasok daging halal. Para peserta diberikan pengetahuan tentang manajemen operasional rumah potong kelinci, termasuk pengelolaan persediaan, pemrosesan, dan pengiriman produk.
Di sisi lain Dr. Ir. Imam Thohari, MP, Ketua Program Doktor Mengabdi, juga menekankan pentingnya sertifikasi halal untuk Rumah Potong Unggas (RPU) dan Rumah Potong Hewan (RPH). Imam mengungkapkan bahwa saat ini hanya 20 persen dari hulu ekosistem halal yang telah memperoleh sertifikasi halal. Oleh karena itu, perhatian yang serius perlu diberikan kepada RPU dan RPH sebagai hulu ekosistem halal.
“Kami sangat menekankan pentingnya sertifikasi halal untuk Rumah Potong Unggas (RPU) dan Rumah Potong Hewan (RPH). Saat ini, hanya 20 persen dari seluruh proses produksi dalam ekosistem halal yang telah memperoleh sertifikasi halal. Ini adalah tantangan besar yang perlu kita hadapi dan atasi bersama. Sertifikasi halal bukan hanya tentang kepatuhan terhadap aspek ritual, tetapi juga tentang menjaga integritas dan kepercayaan konsumen Muslim di seluruh dunia,” tutur Imam.
Harapannya melalui kegiatan ini terjadi peningkatan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya sertifikasi halal, persentase hulu ekosistem halal yang memperoleh sertifikasi dapat meningkat secara signifikan, menciptakan industri yang lebih terpercaya dan berkelanjutan.
Sebagai pemateri dalam kegiatan ini, hadir Prof. Asep Awaluddin Prihantoro selaku akademisi UB dan Dewan Pakar Halal Center Jatim, serta Imam Fauzi, Ketua DPW Juleha Indonesia Jatim. Turut hadir juga Ustadz Zainul Arifin Akademisi UIN Malang juga Sekretaris Halal Center Jatim.
Dalam kegiatan ini juga diperagakan cara penyembelihan dan penanganan kelinci sesuai syariat Islam yang dilakukan anggota Juleha Jawa Timur dihadapan para peserta.
Chaerul Charles Soffat, selaku tuan rumah dan Direktur RPK Benteng Kelinci yang akrab dipanggil “Babe”, mengatakan, “Sudah saatnya kita mengangkat kelinci sebagai sumber protein utama yang dapat memenuhi kebutuhan banyak masyarakat.”
Dari pelatihan yang diselenggarakan telah
Dikembangkan alat potong yang lebih efektif dan efisien untuk pemotongan kelinci dalam bentuk meja Potong Hewan kelinci. Dalam proses penyembelihan kelinci potong, biasanya dilakukan oleh dua orang. Namun dengan prototype alat yang dikembangkan dari Tim Dosen Mengabdi Fapet UB penyembelihan cukup dilakukan oleh satu orang. Sehingga semua proses dalam mendapatkan daging kelinci lebih efektif dan efisien.
Alat pemotongan kelinci yang dikembangkan membuat prosesnya lebih sederhana namun memiliki kelebihan dengan beberapa fungsi yang memudahkan para Juleha Kelinci mudah untuk melakukan proses sembelih, pengulitan dan pengelolaan daging dari awal sampai akhir. Alat ini dirancang untuk mempermudah dan meningkatkan efisiensi dalam setiap langkah dari awal sampai akhir proses produksi.
Dengan menggunakan alat ini, para Juleha Kelinci dapat melakukan pemotongan kelinci dengan lebih mudah dan presisi. Fungsi-fungsi tambahan yang terintegrasi dalam alat tersebut, seperti pengulitan yang efektif dan pengelolaan daging yang lebih teratur, memberikan keuntungan signifikan dalam hal waktu dan tenaga yang dibutuhkan.
Selain itu alat ini juga dirancang dengan fitur keamanan yang memperhatikan aspek kehalalan, memastikan bahwa proses pemotongan dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip halal yang berlaku.
Alat ini juga dapat menjadi solusi yang efektif bagi mereka yang ingin memulai usaha pemotongan kelinci dengan skala yang lebih kecil namun tetap mengedepankan efisiensi dan standar kehalalan yang tinggi sehingga memberikan dampak positif bagi perkembangan industri pemotongan kelinci secara keseluruhan.(adv/lim)