.
Sunday, December 15, 2024

Furusato Indonesia

Kembangkan Pelatihan Pertanian di Lahan 50 Hektare

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Furusato Indonesia merupakan yayasan non profit yang fokus kegiatannya pada pelatihan pertanian ramah lingkungan, dan bertujuan melahirkan petani-petani modern dari kalangan usia muda kembali melanjutkan kerja sama dengan Kota Batu.

Terbaru, Furusato Indonesia bersama Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan (DPKP) Kota Batu berencana mengembangkan pelatihan pertanian untuk skala yang lebih luas pada lahan seluas 40 sampai 50 hektare. Sebelumnya sejak tahun 2019, telah menanam di kebun percobaan seluas 7800 meter persegi di Bumiaji Kota Batu.

Kepala DPKP Kota Batu, Heru Yulianto mengatakan, beberapa waktu lalu (28/2) pihaknya mendapat kunjungan dari Furusato Indonesia. Dari hasil kunjungan ada beberapa pembahasan yang bakal ditindaklanjuti. “Perkebunan Furusato Indonesia telah berkegiatan di Bumiaji sejak tahun 2019. Selama ini telah melakukan pelatihan pertanian kepada siswa dari sekolah kejuruan pertanian dan juga mahasiswa dari universitas jurusan pertanian dari berbagai kota/kabupaten di Jawa Timur,” ujar Heru kepada Malang Posco Media, Kamis (2/3) kemarin.

Kemudian pada 2022, Furusato Indonesia menempatkan sekitar 20-an petani usia produktif (19-25 tahun) ke perusahaan pertanian di Kota Tahara, Perfecture Aichi, Jepang untuk mengikuti program pemagangan selama 3 tahun. “Diharapkan ketika kembali ke tanah air, para alumni peserta pemagangan tersebut dapat menerapkan ilmu pertanian yang diperoleh selama di Jepang. Untuk selanjutnya membangun industri pertanian modern di Indonesia,” bebernya.

Lebih lanjut, Heru mengatakan, tujuan dari pelatihan pertanian ini juga untuk mendorong anak-anak muda Indonesia untuk bangga berprofesi sebagai petani.

Kemudian untuk kunjungan Furusato Indonesia bersama With Foundation beberapa waktu lalu dalam rangka menindaklanjuti pertemuan di Kota Tahara pada Desember 2022. Dimana pemerintah daerah Kota Tahara menerima delegasi dari Pemerintah Kota Batu yang diwakili oleh Sekretaris Daerah dan Kepala Dinas Pertanian.

“Dari hasil pertemuan kemarin, Furusato Indonesia berencana mengembangkan pelatihan pertanian untuk skala yang lebih luas pada lahan seluas 40 sampai 50 hektar. Diharapkan kelak Kota Batu dapat menjadi pusat pelatihan pertanian di Indonesia yang didukung oleh para petani senior dari Kota Tahara, Jepang,” paparnya.

Perlu kita ketahui, bahwa Kota Tahara merupakan salah satu kota pertanian terbaik di Jepang. Khususnya tanaman melon, strawberry hingga bunga krisan. Dimana semua tanaman tersebut dapat di tanam juga di Kota Batu dengan kualitas yang hampir sama, sebagaimana yang telah di lakukan di perkebunan Furusato di Bumiaji.

Tidak hanya itu, DPKP juga terus berupaya untuk mempertahankan pertanian organis. Dari tahun 2020 pihaknya mencatat ada 22 titik lahan pertanian organik di Kota Batu. Pertanian organik menjadi salah satu dari empat program prioritas selain revitalisasi lahan apel, modernisasi alat-alat pertanian, dan peningkatan SDM bagi petani.

Dari 22 titik lahan tersebar di Sumber brantas, tulungrejo, gunungsari, sumberejo, pesanggrahan, temas, tlekung, junrejo, dadaprejo, sumbergondo, bulukerto, giripurno, pandanrejo, sisir, torongrejo, beji, mojorejo, pendem, oro-oro ombo dan sidomulyo.

Tahun ini, dari total lahan ada tiga Gapoktan penerima manfaat yang telah tersertifikasi pertanian organik diantaranya Gapoktan Rukun Makmur Kecamatan Junrejo, Gapoktan Sri Anom Mulyo Kecamatan Batu, serta lahan pertanian jambu dan kopi di Kecamatan Bumiaji. Bahkan untuk revitalisasi pertanian dan pendampingan pertanian organik ini Dinas Pertanian menganggarkan sekitar Rp 150 juta di beberapa lokasi.

“Untuk komoditas pertanian organik ada sekitar 84 macam. Mulai dari padi, sawi putih, wortel, kopi, kale, bayam hijau, bawang merah, jeruk keprok, jambu merah dan jambu kristal serta beberapa lainnya. Komoditas tersebut tersebar di lahan seluas 163,35 ha,” bebernya.

Lebih lanjut, ia menerangkan jumlah tersebut naik setiap tahunnya. Tercatat sejak 2017 luasnya 134,4 ha, 2018 luasnya 156,35 ha, dan tahun 2019 luasnya meningkat jadi 163,35 ha. (eri/udi)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img