spot_img
Friday, October 11, 2024
spot_img

Kembangkan Pengawet Alami Fillet Ikan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk melakukan riset dan mengembangkan pengembangan bahan pengawet alami yang dapat digunakan pada fillet ikan. Riset tersebut dilakukan untuk berkompetisi dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang akan dilaksanakan Oktober di mendatang.

Terkait risetnya, kombinasi senyawa edible coating dan bacteriocin dapat dijadikan peluang alternatif pengawet yang tahan lebih lama. Kandungan bacteriocin tersebut didapatkan dari bakteri usus udang yang bernama litopenaeus vannamei.

- Advertisement -

“Kita ingin bereksperimen dan melakukan riset di kedua senyawa ini. Apakah lebih baik jika senyawa-senyawa ini dikombinasikan atau diaplikasikan secara terpisah dan dari hasil riset kami mengungkapkan bahwa senyawa edible coating dan bacteriocin lebih baik apabila dikombinasikan,” ucap Ibnu Hafid.

Menurutnya, masyarakat Indonesia cenderung suka menyimpan makanan yang seringkali cepat basi. Maka dari itu banyak masyarakat yang mengolah sisa makanan tersebut berkali-kali ataupun menggunakan pengawet sintetis untuk dijadikan alternatif sebagai perpanjang umur simpan makanan.

Hafid mengungkapkan, pengawet sintesis yang banyak digunakan masyarakat dapat memberikan efek samping jika penggunaan dosisnya berlebihan. Maka pengawet alami yang kini sedang mereka kembangkan dapat menjadi solusinya. Apalgi dengan menggunakan dosis yang sangat rendah agar lebih efektif dalam mengawetkan makanan khususnya pada fillet ikan.

“Umumnya ikan dapat bertahan di suhu ruang selama 18 jam. Apabila menggunakan pengawet alami ini maka dapat memperpanjangnya hingga umur simpan sekitar 2 hari di suhu ruang. Penggunaannya cukup mudah, yakni dengan mencelupkan daging ikan ke dalam cairan yang mengandung coating, kemudian ditiriskan dan ditunggu hingga kering,” jelasnya.

Meski begitu, riset ini bukan tanpa tantangan. Mereka cukup kesulitan untuk mendapatkan senyawa yang dibutuhkan, bahka hingga sebulan. “Kami bersyukur, kampus senantiasa membantu dengan berbagai dukungan. Mulai dari fasilitas, motivasi, pelatihan, bimbingan, hingga biaya. Sehingga, banyak sekali kemudahan dalam melaksanakan eksperimen riset terkait pengembangan pengawet alami ini,” pungkasnya. (imm/udi)

- Advertisement -
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img