Pasangan suami istri (pasutri), Mukrim dan Indriasari memang hidup dengan keterbatasan fisik. Mereka pasutri tunadaksa. Namun warga Jalan Vinolia Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru Malang ini memberdayakan sejumlah penyandang disabilitas.
======
Mukrim lumpuh kaki sebelah kanan. Istrinya, Indriasari lumpuh kaki kiri. Keterbatasan fisik tak menghentikan langkah mereka menjalani hidup sekaligus membantu sesama.
Indri, sapaan akrab Indriasari terus berbagi kepedulian sosial. Bersama sang suami Mukrim mendirikan Rumah Kreatif Disabilitas. Tempat aktivitas wadah itu di rumah mereka.
“Keterbatasan yang ada pada kami tidak menyurutkan semangat kami terus berkarya. Saya turut merangkul teman-teman disabilitas lainnya mendirikan Rumah Kreatif Disabilitas. Ini wadah kami mengembangkan potensi,” cerita Indri kepada Malang Posco Media, Selasa (28/2) kemarin.
Rumah Kreatif Disabilitas yang berdiri pada tahun 2019. Kini menaungi 25 prang penyandang disabilitas. Juga terdapat lima orang non disabilitas yang bertugas membantu kegiatan sehari-hari.
Semua anggota Rumah Kreatif Disabilitas melakukan beberapa pekerjaan. “Ada lima divisi yang dapat diikuti teman-teman disabilitas,” ujarnya.
Terdiri dari, konveksi, busana pria dan wanita. Selain itu, karya tangan, laundry sepatu serta sablon digital printing.
“Jadi di Rumah Kreatif Disabilitas ini, kami memberdayakan teman-teman bekerja di divisi sesuai kemampuan masing-masing,” ungkap alumni SMP Negeri 18 Malang ini.
Rumah Kreatif Disabilitas berawal dari rasa iba melihat teman-teman disabilitas yang tak memiliki pekerjaan. Juga mengalami kesulitan. Kondisi itu memotivasi Indri memberdayakan teman-teman disabilitas. Sehingga mereka mampu memiliki income sendiri.
“Kebetulan saya dan suami memang ada keahlian menjahit. Kami mencoba mengajari teman-teman disabilitas menggunakan mesin jahit. Jika tak bisa menjahit, kami masukan ke divisi lain. Seperti laundry sepatu ataupun di karya tangan,” ucapnya.
Tundaksa yang dialami Indri dan Mukrim sebenarnya sejak lama. Indri mengalami kelumpuhan pada kaki kirinya sewaktu usia sembilan bulan. Sedangkan sang suami, Mukrim lumpuh pada kaki kanan sewaktu berusia dua tahun.
Meskipun memiliki kekurangan keduanya tetap memiliki semangat hidup yang besar. Salah satu hal yang dilakukan Indri adalah dengan mengikuti kursus menjahit.
“Keahlian menjahit ini saya dapatkan ketika mengikuti kursus menjahit yang diadakan Dinas Sosial, sekitar tahun 1997,” ceritanya.
“Kebetulan saya bertemu dengan suami yang pada saat itu memang kakak tingkat saya. Kemudian setelah keluar saya mencoba mendaftar di pabrik, namun karena ada kekurangan, saya tidak bisa masuk,” sambung Indri.
Kegagalan itu tidak menyurutkan semangatnya. Sebaliknya menjadi lembaran baru Indri. Ia membuka usaha menjahit dengan brand diri sendiri.
“Tahun 2000 akhirnya saya membuka sendiri jasa menjahit dengan brand Indri Collection. Terus berkembang dan bertahan hingga saat ini,” kata dia.
Keberhasilannya itu membuat Indri terpanggil berbagi ilmu. Sekaligus membantu teman-teman disabilitas lain untuk terus berkembang.
Meskipun Rumah Kreatif Disabilitas baru berdiri tahun 2019, namun sudah mendapat beberapa penghargaan. Di antaranya Anugerah Inklusivitas USAID Mitra Kunci Penghargaan Karib Disabilitas Kategori Organisasi Komunitas pada tahun 2021 lalu.
“Pada acara yang digelar USAID tersebut, saya juga memperoleh penghargaan atas kerja keras memberdayakan teman-teman disabilitas di wilayah Malang. Ini penyemangat saya agar terus memperjuangkan hak teman-teman disabilitas.
Pasutri yang memiliki dua buah hati ini terus memperjuangkan teman-teman disabilitas lainnya. Berawal dari sana, Indri banyak diundang memberi motivasi di beberapa kegiatan yang diselenggarakan berbagai instansi. Setiap tahunnya selalu ada resolusi baru yang harus dicapai penyandang disabilitas di Rumah Kreatif Disabilitas.
“Kami terus berusaha mengembangkan ke beberapa sektor lainnya. Di tahun ini, tepatnya Maret atau April, kami akan launching koperasi yang dikelola secara langsung Rumah Kreatif Disabilitas yang tentu saja ditujukan kepada teman-teman disabilitas lain,” jelasnya.
Indri berharap pemerintah memiliki perhatian khusus bagi para penyandang disabilitas. Karena masih banyak penyandang disabilitas yang kesejahteraan hidupnya masih sangat rendah.
“Tentu saya tidak bisa berdiri sendiri. Perlu banyak dukungan dari semua pihak. Alhamdulillah kalau untuk perangkat wilayah di sini senantiasa menganggap positif dan terus mendukung berbagai kegiatan kami,” kata wanita yang hobi memasak ini.
Indri berharap pemerintah memperhatikan kesejahteraan penyandang disabilitas. (adam malik/van)