MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sedang mengembangkan program Center of Excellence (CoE) Ekspor Agrokompleks. Sebagai upaya strategisnya, Agribisnis UMM telah meresmikan kerjasama dengan PT. MAS Group, beberapa hari yang lalu.
Penandatangan kerjasama CoE dilakukan langsung oleh Ketua Program Studi Agribisnis UMM Ary Bakhtiar, SP., M.Si. dan Komisaris PT. MAS Group Sentot Joko Priyono. Disaksikan oleh Rektor UMM, Dr. Fauzan, M.Pd.
Dalam kesempatan tersebut, Sentot Joko Priyono menyampaikan, ada tiga bisnis yang tidak akan pudar hingga kiamat nanti. Ketiganya adalah kesehatan, pendidikan dan yang terakhir pangan.
Sentot melanjutkan bahwa ada banyak kesempatan dan peluang dalam bisnis pangan, termasuk agrokompleks. Hal itu tidak lepas dari kebutuhan manusia akan pangan yang harus dipenuhi. “Para mahasiswa harus bisa memanfaatkannya dengan baik,” katanya.
Terkait CoE Ekspor Agrokompleks, ia menjelaskan bahwa basecamp kelas ini akan diletakkan di Pontianak. Hal itu tidak lepas dari pelabuhannya yang sangat mendukung, utamanya dalam hal regulasi ekspor. Para peserta CoE akan diajar langsung oleh stakeholder yang bergelut dalam kegiatan ekspor.
Para pelatihnya sendiri mulai dari petani komoditi, pengelola, bea cukai, bahkan hingga pembeli dari luar negeri. Pembelinya juga bermacam-macam seperti dari Malaysia, India, hingga Bangladesh. “Jadi peserta bisa mendapatkan banyak pengalaman dan pelatihan yang mumpuni,” tegasnya.
Adapun kelas ini nantinya berisi 80 persen praktek dan 20 persen sisanya materi. Diharapkan muncul bibit-bibit unggul yang paham tentang ekspor dan segala yang berkaitan dengannya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Agribisnis UMM Ary Bakhtiar, SP., M.Si. melihat bahwa peluang pengembangan pasar ke luar negeri terbuka lebar. Salah satunya yang berkaitan dengan bidang agrokompleks yaitu tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Maka peluang ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Satu upaya yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas pengekspor produk ini.
CoE ini juga diharapkan mampu membekali pengetahuan dan teknis terkait ekspor kepada para mahasiswa. Bukan hanya mereka yang belajar di agribisnis, tapi juga lintas jurusan, fakultas bahkan universitas. “Demikian juga dengan pemberian informasi tentang potensi dan tantangan ekspor produk agrokompleks, persiapan awal sebelum melakukan ekspor dan implementasi dalam kegiatan ekspor produk,” katanya.
Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. menjelaskan bahwa potensi ekspor sangat menjanjikan. Ia berharap mereka yang turut serta dalam CoE ini bisa menjadi pengekspor yang andal. Bukan hanya tahu produk mana yang bagus tapi juga mampu memahami regulasi dengan baik. Tidak harus menunggu lulus, tapi bisa dimulai sejak menginjak bangku perkuliahan.
Dia menyampaikan sampai saat ini ada lebih dari 40 CoE yang sudah berdiri dan berjalan. Mulai dari CoE unggas, koi, cokelat, welding inspector, anggrek, metaverse, dan lain sebagainya. “Sudah banyak yang datang ke UMM untuk belajar tentang pengelolaan CoE ini. Bahkan ada yang ikut membuka program yang serupa,” pungkasnya. (imm/bua)